TUNJUK AJAR MELAYU RIAU DALAM SASTRA KLASIK SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA
Abstract
Krisis moral yang dialami oleh peserta didik pada saat ini sangat meresahkan masyarakat, terutama bagi orang tua dan pendidik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal melalui pembelajaran sastra klasik, salah satu jenis sastra klasik yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah Hikayat Burung Bayan yang sarat dengan nilai dadaktif sebagai tunjuk ajar. Hal ini menguatkan pentingnya tunjuk ajar Melayu dalam membantu pembentukan dan penguatan karakter bangsa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan butir-butir tunjuk ajar Melayu yang terdapat dalam hikayat yang dibatasi menjadi 7 dari 29 butir tunjuk ajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan hikayat Bayan Budiman berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan atau nasihat-nasihat yang mengandung nilai tunjuk Ajar Melayu. Selanjutnya, 7 butir tunjuk ajar Melayu dari 29 butir tunjuk ajar dalam hikayat Bayan Budiman yang dominan, yaitu butir ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ketaatan kepada pemimpin, berbudi baik, musyawarah dan mufakat, mempunyai sifat malu, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, hikayat Bayan Budiman mampu digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam proses pembentukan karakter yang digunakan terutama dalam pembelajaran sastra di sekolah.