Pembelajaran Fisika Berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS)

  • Universitas Langlangbuana, Jl. Karapitan No. 116, Kota Bandung
Keywords: Fisika, HOTS; Critical Thinking, Higher Order Thinking; Pembelajaran Fisika

Abstract

TEMPO.CO (13 April 2018), Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membenarkan soal-soal dalam ujian nasional berbasis komputer atau UNBK tahun ini lebih sulit. Sebab, kata dia, pemerintah mulai menyelipkan 20 persen soal-soal standar internasional kategori high order thinking skill (Hots). Soal-soal kategori Hots itu, kata Muhadjir, mendorong siswa berpikir kritis. Harapannya para siswa memiliki lima kompetensi, yakni berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, serta percaya diri. Kutipan salah satu berita tersebut merupakan latar belakang penulis menyusun artikel ini dengan harapan dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu merealisasikan harapan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menghendaki agar siswa memperoleh lima kompetensi, yaitu berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, serta percaya diri. HOTS sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru atau waah. HOTS adalah bagian dari ranah Kognitif dalam Taxonomi Bloom, yaitu mulai jenjang C4 sampai C6 atau sering kita sebut: Analisa, Evaluasi, dan Sintesa/Mencipta. Sedangkan kita tahu bahwa taxonomi Bloom terdiri dari tiga ranah, yaitu kognitif, psikomor, dan afektif. Semua Sarjana Pendidikan Fisika pasti sudah mendapatkan kuliah tentang tentang HOTS tersebut namun dalam prakteknya ketika menjadi guru atau dosen hal tersebut kurang atau bahkan tidak dilaksanakan. Pertanyaannya adalah Bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran fisika berorientasi HOTS? Artikel ini akan membahas bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran fisika berorientasi HOTS di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan S1-Pendidikan Fisika.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-05-09