HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI ELASTISITAS DENGAN METACOGNITIVE SELF REGULATION

Abstract

Kemampuan berpikir kritis berperan penting dalam keberhasilan belajar siswa. Salah satu hal yang penting untuk memverifikasi keberhasilan belajar siswa adalah dengan mengukur kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini, bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara kemampuan berpikir kritis siswa dengan kesadaran, pertimbangan, dan pengontrolan siswa terhadap proses kognitif dan strategi pribadi selama belajar dalam rangka pengelolaan diri yang selanjutnya disebut dengan metacognitive self regulation. Dari wawancara singkat yang dilakukan dengan guru di SMA tempat dilaksanakannya penelitian, guru tersebut menyatakan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis di SMA terkait terbilang masih kurang. Beliau berharap agar ada solusi alternatif sehingga guru dapat membantu semua siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan jenis penelitian kuantitatif non-experimental dan menggunakan desain survei. Instrumen yang digunakan yaitu soal kemampuan berpikir kritis dan adaptasi instrumen MSLQ (Motivational Strategies Learning and Questionnaire) dengan skala Likert 5 poin. Hasil penelitian yang dilakukan dari 73 sampel siswa kelas XI menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat tinggi antara kemampuan berpikir kritis dengan metacognitive self regulation dengan koefisien korelasi sebesar 0,81. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa metacognitive self regulation berperan penting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, nilai dari soal kemampuan berpikir kritis siswa hampir senilai dengan rata-rata indeks kemampuan berpikir kritis siswa pada kuesioner dimana masing-masing bernilai 0,704 dan 0,702 hal ini menyatakan bahwa sampel mengisi kuesioner dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kemampuannya.