KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TANAH RESIDUAL LERENG RAWAN LONGSOR DI TOL BOGOR CIAWI SUKABUMI, KABUPATEN BOGOR

  • Rofiq Fadillah Awal Program Studi Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
  • Selly Feranie Program Studi Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
  • Adrin Tohari Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung, Indonesia
Keywords: lereng, longsor, sifat fisik, tanah residual

Abstract

Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu terendah 21,8’ C dengan suhu tertinggi 30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Tol bocimi yang terletak di kabupaten Bogor berada di wilayah yang beriklim tropis mengakibatkan peristiwa alam berupa longsor pada musim penghujan dapat terjadi. Proses pembasahan dan pengeringan secara berulang akan mempengaruhi sifat fisik dari tanah, perubahan kadar air dalam tanah dapat menyebabkan berubahnya volume tanah. Dibutuhkan analisis mengenai sifat fisik tanah untuk mengetahui karakteristik tanah pada area Cibitung. Sampel penelitian tanah di ambil dari lereng tanah di Desa Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di laboratorium meliputi berat jenis tanah basah , berat jenis kering tanah , kadar air , derajat kejenuhan (Sr), Specific Gravity (Gs), porositas (n), dan batas Atterberg (LL, PL, PI). Hasil pengujian sifat fisik tanah menghasilkan berat isi tanah basah sebesar 1,56 gr/cm3, berat isi tanah kering sebesar 1,11 gr/cm3, kadar air sebesar 41,35%, derajat kejenuhan sebesar 86%, dengan porositas tanah ini sebesar 0,53. Berdasarkan hasil uji ayak, persentase tanah lolos sebesar 62,92%, yang menunjukkan tanah di lokasi studi didominasi oleh partikel halus. Adapun nilai batas Atterberg yang meliputi batas cair (LL) sebesar 71,5%, batas plastis (PL) sebesar 51,81%, dan indeks plastisitas (PI) sebesar 19,68%.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-02-18