ANALISIS DAMPAK LEDAKAN BOLIDE YANG TERJADI DI KUBA 1 FEBRUARI 2019 BERDASARKAN EARTH IMPACT EFFECT PROGRAM

  • Ghaida Suroya Program Studi Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl Dr. Setiabudhi 229 Bandung
  • Judhistira Aria Utama Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl Dr. Setiabudhi 229 Bandung
  • Abdul Rachman Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jl Dr. Djunjunan 133 Bandung
  • Yuyu Rachmat Tayubi Program Studi Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl Dr. Setiabudhi 229 Bandung
Keywords: Air blast, Bolide, Earth Impact Effect Program.

Abstract

Benda antariksa yang masuk atmosfer Bumi dengan skala terang setara atau lebih dari bulan purnama dikenal sebagai bolide. Pada proses memasuki atmosfer bolide akan mengalami air blast sehingga hanya sebagian fragmen yang akan sampai ke permukaan Bumi, akan tetapi efek gelombang kejut yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Dalam hal ini, parameter bolide akan mempengaruhi besar dampak yang dihasilkan. Melalui analisis sederhana menggunakan Earth Impact Effect Program (EIEP) telah dianalisis satu kasus kejadian bolide di Kuba pada 1 Februari 2019 yang memiliki lightning energy lebih besar serta waktu terdeteksi lebih lama dibandingkan kejadian bolide yang lainnya. Bolide ditaksir memiliki benda induk di luar atmosfer berdiameter 5,2 m. Dari keluaran EIEP, energi di luar atmosfer yang dimiliki bolide sebesar 12 kton. Objek mulai mengalami fragmentasi menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil di ketinggian 34,5 km dengan energi ledakan di atmosfer (airburst) sebesar 3,9 kton. Air blast dengan peak overpressure berkisar antara 226-451 pa dan menghasilkan suara ledakan dengan intensitas 47 dB (suara normal yang didengar). Kejadian bolide ini tidak menghasilkan kawah tumbukan, dengan frekuensi kejadian serupa rata-rata 1 peristiwa setiap 3,6 tahun di atmosfer Bumi.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-02-18