http://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/issue/feedSeminar Internasional Riksa Bahasa2024-05-26T15:46:32+07:00Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.andoyo@upi.eduOpen Journal SystemsRiksa Bahasa UPIhttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3435HALAMAN DEPAN PROSIDING2024-02-07T08:27:29+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional Riksa Bahasa XVII</p>2024-02-05T20:33:58+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3449IDENTITAS PROSIDING, SAMBUTAN-SAMBUTAN, DAN DAFTAR ISI2024-02-12T13:56:37+07:00adminirsyadth@gmail.com<p>DAFTAR ISI</p>2024-02-07T08:37:28+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3422KATEGORI BAHASA DAN PEMBELAJARAN2024-02-07T07:04:53+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional XVII</p>2024-02-04T21:14:09+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3360ANALISIS PEMAHAMAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-02-07T08:40:08+07:00Aegustinawatiaegustinawati@upi.eduYeti Mulyatiyetimulyati@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman guru terhadap pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi perbedaan peserta didik dalam belajar. Melalui pendekatan diferensiasi konten, proses, dan produk, peserta didik mendapat kesempatan untuk belajar sesuai karakteristik yang dimiliki mulai dari kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar. Agar dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep dan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan pendistribusian kuesioner kepada 31 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pembelajaran berdiferensiasi masih belum sepenuhnya memadai. Sebagian besar guru memiliki pemahaman pada level cukup memadai (67,74%). Sebagiannya lagi memiliki pemahaman yang sudah memadai (30,65%). Sebagian kecil memiliki pemahaman kurang memadai (1,61%). Kondisi ini menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan intervensi agar pemahaman guru terhadap konsep dan strategi pembelajaran berdiferensiasi semakin baik. Para guru disarankan untuk aktif melakukan kegiatan pengembangan diri secara berkelanjutan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3361PARTISIPASI ORGANISASI PEREMPUAN DI MEDAN DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBAHASA ANAK BERBASIS LITERASI KRITIS 2024-02-07T08:40:48+07:00Aisiyah Aztryaisiyah.aztry@upi.eduVismaia S. Damaiantivismaia@upi.eduYeti Mulyatiyetimulyati@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Literasi kritis berfungsi sebagai navigasi bagi anak untuk menjadi generasi yang kritis, khususnya dalam mencerna berbagai informasi. Literasi kritis dapat digunakan sebagai pendekatan dalam berbagai bidang, khususnya komunikasi dan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa berbasis literasi kritis merupakan perwujudan dari fungsi bahasa sebagai alat berpikir. Penelitian ini bertujuan untuk mengeskplorasi partisipasi organisasi perempuan ‘Aisyiyah Cabang Helvetia Kota Medan dalam upaya mengembangkan keterampilan berbahasa anak berbasis literasi kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik purposive sampling dengan kriteria organisasi perempuan yang memiliki program kerja atau lembaga atau majelis di dalam organisasi tersebut yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah. Data dalam penelitian diperoleh dari jawaban yang diberikan saat wawancara kepada organisasi perempuan, yaitu ‘Aisyiyah Cabang Helvetia Kota Medan, khususnya Pengurus Majelis Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah disertai dengan observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat diinformasikan bahwa partisipasi (keterlibatan) organisasi perempuan ‘Aisyiyah dalam upaya mengembangkan keterampilan berbahasa anak berbasis literasi kritis, yaitu berupa pendampingan dan pemahaman baik terhadap orang tua maupun guru TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 13 Helvetia, Medan. Pendampingan ini dalam bentuk memberikan informasi kepada orang tua bahwa keterampilan berbahasa anak dapat mempengaruhi aspek perkembangan yang lain, sedangkan pemahaman literasi kritis diberikan kepada guru karena masih terbatasnya pemahaman guru mengenai literasi kritis. Organisasi perempuan ‘Aisyiyah Cabang Helvetia Kota Medan senantiasa berpartisipasi di dalam dunia literasi agar manfaat literasi dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3362RESPONS SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL KREATIVITAS PENGAJARAN BERBASIS ACT-THINK-DO-EVALUATE (ATDE) BERBANTUAN MEDIA INFOGRAFIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI BANDUNG2024-02-07T08:41:44+07:00Ananda Winda Aureliaanandawinda05@upi.edu<p style="text-align: justify;">Menulis teks biografi merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi siswa SMA, karena dapat melatih kemampuan siswa untuk menggali, menyusun, dan menyajikan informasi tentang kehidupan seseorang secara sistematis, objektif, dan menarik. Namun, kenyataannya, banyak siswa yang mengalami kesulitan dan kurang termotivasi dalam menulis teks biografi, karena proses pembelajaran yang kurang kreatif, inovatif, dan interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons siswa dalam penggunaan model kreativitas pengajaran berbasis Act-Think-Do-Evaluate (ATDE) berbantuan media infografis dalam meningkatkan kemampuan menulis teks biografi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Bandung. Instrumen yang digunakan adalah semi-structured interview. Teknik pengumpulan data adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons siswa terhadap model ATDE berbantuan media infografis adalah positif. Siswa merasa tertarik, termotivasi, dan terbantu dalam menulis teks biografi dengan menggunakan model ATDE yang melibatkan tahapan Act, Think, Do, dan Evaluate. Lalu, siswa juga mengapresiasi penggunaan media infografis yang menarik, informatif, dan mudah dipahami. Siswa mengaku bahwa model ATDE berbantuan media infografis dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis teks biografi yang baik dan benar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model ATDE berbantuan media infografis efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis teks biografi siswa SMA dan mendapat respons positif dari siswa. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan model ATDE berbantuan media infografis dalam pembelajaran menulis teks biografi</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3363PERAN TEORI HUMANISTIK, OBJEKTIF, HERMENEUTIK DAN KRITIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2024-02-07T08:43:02+07:00Annisa Vitriya Abdullahannisavitriya@upi.eduSofyan Saurisofyansauri@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran teori humanistik, objektif, hermeneutik dan kritik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku dan jurnal mengenai teori humanistik, objektif, hermeneutik dan kritik serta modul ajar Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat buku dan jurnal mengenai teori humanistik, objektif, hermeneutik dan kritik serta modul ajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh simpulan bahwa teori humanistik, objektif, hermeneutik dan kritik itu berperan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini dibuktikan dengan teori humanistik yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila ke 2 dan ke 3 yakni “Berkebinekaan Global” dan “Bergotong Royong”, teori objektif, hermeneutik dan kritik yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila ke 5 yakni “Bernalar Kritis” dan juga teori humanistik, objektif, hermeneutik dan kritik pun sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni pelajar dapat meningkatkan kecakapan hidup dalam mengelola diri dan lingkungan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian pelajar terhadap lingkungan alam, sosial dan budaya.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3364PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL2024-02-07T08:44:06+07:00Bilsa Sagita Latipahbilsasagita@upi.eduDini Khoerunnisadinikhoer12@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Model pembelajaran personal adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang model pembelajaran personal. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data penelitian kepustakaan (library research). Penelitian dilakukan dengan cara membaca, menelaah dan menganalisis berbagai literatur yang ada. Berdasarkan literatur yang telah dianalisis didapati bahwa dengan model personal siswa mampu secara aktif berbicara dan mengutakan pendapatnya. Proses pembelajaran dirasa penting dari pengajar sendiri karena siswa secara aktif mampu memenuhi rasa ingin tahunya dan menyampaikan pendapat hasil pengamatan yang mereka lakukan serta memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri. Dengan meningkatkan ketampilan berbicara siswa dapat menambah rasa yang beragam pada setiap proses belajar.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3365ANALISIS KEBAHASAAN PADA TAJUK RENCANA PIKIRAN RAKYAT DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN TEKS EDITORIAL DI SMA2024-02-07T08:45:00+07:00Dini Khoerunnisadinikhoer12@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur dan unsur kebahasaan dalam tajuk rencana atau teks editorial yang diterbitkan secara daring pada media Pikiran Rakyat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tajuk rencana yang diteliti memiliki struktur yang sama, terdiri atas pengenalan isu, penyampaian argumen, dan simpulan atau rekomendasi. Selain itu, ditemukan juga beberapa unsur kebahasaan yang umum digunakan dalam tajuk rencana, yaitu penggunaan kalimat retorik, kalimat opini, deiksis, dan ragam konjungsi. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang struktur dan unsur kebahasaan dalam tajuk rencana serta memperkaya bahan pembelajaran teks editorial di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tajuk rencana pada media daring Pikiran Rakyat dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar teks editorial di SMA. Hal tersebut karena tajuk rencana tersebut telah memenuhi prinsip-prinsip bahan ajar, yaitu relevansi, konsistensi, dan kecukupan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3366KEBERMANFAATAN MEDIA POWTOON DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MATERI IKLAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII2024-02-07T08:45:32+07:00Inami Tawaqal Imani Noer'sinami19twql@gmail.comKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian dilatarbelakangi pada pembelajaran yang memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan dunia pendidikan. Bertujuan untuk membuktikan bahwa media ajar dengan powtoon ini guru dapat dengan mudah membuat bahan ajar yang lebih menarik dan kreatif terkait dengan materi iklan. Pada media powtoon terdapat manfaat yaitu media pembelajaran yang memadukan audio dan gambar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang secara khusus dilakukan dengan mendeskripsikan secara rinci suatu fenomena dan merinci literatur yang relevan. Pada buku teks pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum merdeka kelas VIII yang di dalam nya terdapat materi iklan yang bertujuan untuk keterampilan dalam menulis teks iklan. Semakin baik media pembelajaran yang guru gunakan, semakin baik pula materi yang disampaikan. Oleh karena itu, guru perlu memutuskan media pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Maka dari itu untuk meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia di materi iklan guru harus terampil dan kreatif dalam menyajikan media pembelajaran yang harus memiliki kompetensi untuk dikembangkan, salah satunya yaitu media powtoon. Pemanfaatan media pembelajaran powtoon membawa kemudahan bagi guru dalam penyampaian materi dan lebih efektif dalam mengkomunikasikan informasi kepada peserta didik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media pembelajaran powtoon secara signifikan mendukung guru dalam menyajikan materi pembelajaran, khususnya dalam konteks teks iklan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3367OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MENGGUNAKAN PENDEKATAN DIFERENSIASI: SEBUAH KAJIAN LITERATUR2024-02-07T08:45:56+07:00Khairun NisaKhairunnisa@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Studi ini bertujuan untuk mengetahui, memotret, dan memaparkan sejauh mana pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dan peluang keberhasilannya. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data makalah ini berupa studi literatur menggunakan literatur terdahulu yang relevan, mengeksplorasi praktik-praktik terbaik, tren, dan temuan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan hasil pembelajaran teks eksposisi. Literatur ini mencakup penelitian-penelitian empiris yang mendokumentasikan pengaruh positif dari diferensiasi konten, proses, dan produk dalam konteks pembelajaran teks eksposisi. Tidak hanya itu, sebagai triangulasi data, kajian ini juga menampilkan proses pembelajaran berdiferensiasi dari pembelajaran menulis teks jenis yang lain dan pembelajaran menulis teks eksposisi dari lintas jurusan untuk mengetahui apakah ada kesamaan dan perbedaan dalam proses penerapannya. Berdasarkan studi literatur inilah kemudian didapati hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Namun begitu, tidak dinafikan bahwa akan terjadi kendala di awal-awal praktik ini dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan baik guru dan siswa sama-sama belajar beradaptasi dengan pendekatan yang baru yang sebelumnya jarang bahkan mungkin hampir tidak pernah dilakukan oleh para guru. Dengan demikian, penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih banyak membahas penerapan pembelajaran teks eksposisi dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan kualitatif alih-alih menggunakan pendekatan kuantitatif.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3368MULTILITERASI SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM MERDEKA2024-02-07T08:46:37+07:00Lisa Nur Liyanalisanlyn394@gmail.comIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan model pembelajaran multiliterasi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan konsep model pembelajaran multiliterasi yang sejalan dengan konteks Kurikulum Merdeka. Model pembelajaran multiliterasi muncul berdasarkan kebutuhan yang harus dicapai pada pendidikan abad ke-21, lebih jauh pada kondisi insdustri 4.0 yang menghendaki kemampuan multidimensi dalam penerapannya pada berbagai ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Model pembelajaran multiliterasi hadir dengan tujuan untuk membantu siswa mencapai kompetensinya melalui berbagai bentuk teks dan media. Artinya, siswa tidak hanya akan belajar melalui teks tradisional melainkan dapat pula melalui berbagai bentuk literasi, antara lain literasi audio, literasi visual, literasi digital, dan literasi kritis dalam memahami dan menyampaikan sebuah informasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang ditujukan kepada tiga guru Bahasa Indonesia. Hasil wawancara dari tiga narasumber tersebut menyimpulkan bahwa model pembelajaran multiliterasi yang diterapkan di kelas berdampak baik kepada siswa karena dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Model pembelajaran multiliterasi juga efektif dalam mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat pada kehidupan sehari-hari. Selain itu model pembelajaran multiliterasi mendorong kolaborasi antar guru untuk berbagi informasi penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran di kelas.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3446PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI BERMUATAN KEARIFAN LOKAL DENGAN MEMANFAATKAN MAJALAH DIGITAL2024-02-07T09:27:10+07:00Milya Febrirurahmy AsriMilyafebriru8@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Dalam menulis, siswa dituntut untuk melatih kemampuan dengan mengeksplorasi beragam cara berpikir dan mengungkapkannya secara kreatif. Saat ini, terdapat problematika tentang kesulitan siswa dalam menulis seperti siswa kesulitan dalam menemukan kata-kata atau gagasan yang cocok untuk mengawali paragraf dan media ajar yang digunakan guru kurang menarik. Akibatnya, hal tersebut dapat mengurangi motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, dibutuhkan alternatif pemecahan masalah dan inovasi digital yang merupakan aspek penting dalam peningkatan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa dengan mengungkapkan ide dan gagasan secara efektif yaitu melalui majalah digital. Kearifan lokal, sebagai bagian penting dari budaya dan identitas masyarakat, juga memegang peran yang krusial dalam pemahaman dan pengembangan kebijakan. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal dalam keterampilan menulis teks laporan hasil observasi dengan memanfaatkan majalah digital melalui aplikasi Canva. Penelitian menggunaan metode studi pustaka dan kuesioner. Hasil penelitian yaitu pemanfaatan majalah digital melalui aplikasi Canva mencakup peningkatan kualitas visual dan daya tarik konten, yang dapat memudahkan pemahaman dan penerimaan materi teks laporan hasil observasi. Selain itu, majalah digital menjadi wadah yang efektif untuk menjelajahi kearifan lokal dalam konteks laporan hasil observasi, dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap warisan budaya. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan majalah digital melalui aplikasi Canva dalam proses menulis teks laporan hasil observasi merupakan langkah penting dalam mendukung penggunaan teknologi sekaligus pendidikan yang melibatkan kearifan lokal. Majalah digital yang dihasilkan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan literasi digital siswa dengan mempromosikan kearifan lokal sebagai bagian integral dari identitas dan pembelajaran.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3369IMPLEMENTASI MODEL WINDOW SHOPPING BERBANTUAN MEDIA CANVA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI 2024-02-07T08:47:49+07:00Ani Nurinda Sarianinurindasari@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena peserta didik di Sekolah Menengah Atas yang masih kurang terampil dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Salah satu penyebab terjadinya fenomena ini yaitu penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional seperti metode ceramah. Dalam upaya peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi peserta didik, dibutuhkan model pembelajaran dan media yang tepat. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran window shopping dan media yang digunakan adalah poster yang dibuat menggunakan aplikasi canva. Window shopping adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan peserta didik untuk melihat hasil kerja kelompok lain (belanja informasi) dalam bentuk poster. Canva merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk mendesain poster teks eksplanasi yang dilengkapi dengan ilustrasi kejadian serta ciri kebahasaan suatu teks eksplanasi. Dengan menerapkan model pembelajaran window shopping berbantuan media canva diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang interaktif, kreatif, dan kolaboratif. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan model window shopping dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Data penelitian diperoleh dari teori dan penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pada model pembelajaran window shopping dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3370KECENDERUNGAN SIKAP BERBAHASA INDONESIA PADA SISWA BOARDING SCHOOL DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA2024-02-07T08:48:39+07:00Bilsa Sagita Latipahbilsasagita@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sikap siswa dalam berbahasa Indonesia, penelitian dilaksanakan di sekolah boarding school. Pada kesehariannya siswa diwajibkan menggunakan dua atau tiga bahasa, khusus penelitain kali ini di sekolah boarding school Amanah Muhammadiyah saat ini menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan di sekolah berbasis pesantren setiap siswa diwajibkan untuk mondok dan menggunakan bahasa yang sudah sepakati. Data penelitian kali ini menggunakan deskriptif analitis, data diperoleh dari mengumpulan kuesioner. Sikap bahasa merupakan suatu keadaan tentang jiwa yang berhubungan denagn sikap pada umumnya. Hasil penelitian menunjukan sikap berbahasa Indonesia pada siswa yang diwajibkan menggunakan tiga bahasa, mendapatkan hasil yang baik dan meningkat. Peningkatan sikap berbahasa dirasa penting karena siswasiswi merupakan generasi penerus bangsa, seperti halnya Tokoh Pendidikan Ki Hadjar Dewantara berpesan hanya bahasa Indonesia yang berhak menjadi bahasa persatuan (Wiryopranoto, 2017)dari ungkapan beliau tersebut sudah jelas bahwa kedudukan bahasa Indonesia sangat penting, dan harus dipertahankan eksistensinya dengan setia menggunakan bahasa Indonesia, selain itu siswa diharapkan mampu meningkatkan sikap berbahasa diantaranya kebanggaan berbahasa, memahami norma berbahasa dan kesantunan berbahasa.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3373MODEL PEMBELAJARAN SOSIAL SERTA KETERKAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM MERDEKA2024-02-07T08:49:00+07:00Hana Mumtazia Nurhaqhana_mumtazia97@student.upi.edu Ihsan Muhammad Dzikrahana_mumtazia97@student.upi.eduReza Aulia Setiawanhana_mumtazia97@student.upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran, diperlukan pemahaman yang utuh mengenai hakikat, sumber dan proses, serta manfaat model-model tersebut. Model pembelajaran sosial merupakan salah satu rumpun dari model-model pembelajaran yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk beroleh deskripsi mengenai model pembelajaran sosial dalam tataran ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan keterkaitan model pembelajaran sosial dengan Kurikulum Merdeka. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan. Selanjutnya, data yang didapatkan dianalisis dengan metode analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran sosial menitikberatkan pada pengembangan kemampuan dalam bekerja sama antar peserta didik untuk meningkatkan kemampuan akademis maupun sosial. Model ini dapat melatih peserta didik agar memiliki kemampuan bekerja sama, berkomunikasi, dan berhubungan dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat menunjang peserta didik untuk memiliki Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, model pembelajaran sosial juga sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Kurikulum Merdeka, di antaranya yakni merancang pembelajaran yang sesuai dengan konteks serta lingkungan dan budaya peserta didik. Oleh karena itu, model ini memiliki keterkaitan dengan prinsip dalam Kurikulum Merdeka, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan untuk diimplementasikan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3371MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA FANTASI2024-02-07T08:49:21+07:00Iit Lita Aprianiiitlitapriani@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya keterampilan membaca yang berguna untuk mendapatkan pengetahuan, serta berperan penting bagi kemajuan siswa dalam suatu pendidikan. Selain itu, ada beberapa permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama keterampilan membaca teks cerita fantasi di Sekolah Menengah Pertama. Permasalahan tersebut tidak terlepas dari peranan guru. Pembelajaran membaca tidak terbatas pada membaca permukaan saja, melainkan perlu pemahaman yang mendalam terhadap keseluruhan isi bacaan. Namun kegiatan membaca di sekolah hanya sebatas melatih kemampuan visual serta kerap kali mengabaikan pelatihan kemampuan kognitif. Selain itu, penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru juga kurang bervariatif, sehingga berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan penggunaan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran membaca teks cerita fantasi. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Selanjutnya, data yang digunakan bersumber dari berbagai penelaahan pustaka serta penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan karakteristik model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together dalam pembelajaran membaca teks cerita fantasi. Model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together bisa dijadikan solusi untuk permasalahan di Sekolah Menengah Pertama terhadap rendahnya keterampilan membaca, terutama membaca teks cerita fantasi. Sintak model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together mendukung peserta didik untuk lebih mudah memahami pembelajaran keterampilan membaca melalui pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3374AKSIOLOGI KARAKTER KURIKULUM MERDEKA DALAM TEKS BACAAN BUKU PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII2024-02-07T08:49:51+07:00Julika Lissa IlhamidaJulikalisailhamida@gmail.comSofyan SauriJulikalisailhamida@gmail.com<p style="text-align: justify;">Artikel ini membahas tentang aksiologi karakter dalam Kurikulum Merdeka. Kita semua tahu bahwa kurikulum terbaru ini yang mulai diterapkan sejak 2022 lalu merupakan kurikulum yang mengambil nilai dari profil pelajar Pancasila, dengan tujuan pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pada tulisan ini penulis ingin membahas nilai karakter yang ada dalam teks-teks buku siswa pelajaran bahasa indonesia kelas VII yang menjadi pedoman belajar pada era Kurikulum Merdeka belajar ini. Tulisan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dalam mengolah data. Penulis mengutip beberapa kutipan dalam teks dari buku siswa, lalu membahas nilai karakter apa yang terkandung baik secara eksplisit maupun implisit dalam tek tersebut. Setelah dilakukannya kajian dalam teks beberapa kutipan tersebut nilai yang paling banyak muncul dalam teks-teks tersebut adalah nilai sosial, ketaatan, tolong menolong dan juga beberapa nilai lainnya. Berdasarkan kajian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka khususnya dalam Pelajaran Bahasa Indonesia sangat kuat menanamkan nilai-nilai karakter berbasis Pancasila.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3375NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS X SMA2024-02-07T08:50:19+07:00Keken Wulansarikekenwulansari@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Pembelajaran bahasa Indonesia bukan sekadar benar dan salah dalam penggunaan bahasa tetapi juga tentang penanaman nilai. Nilai yang dapat diimplementasikan oleh peserta didik secara kontekstual sangat penting diajarkan dalam pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia memuat berbagai nilai-nilai yang dapat dinternalisasi oleh peserta didik. Salah satunya adalah nilai kewirausahaan. Potensi besar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut menjadi latar belakang untuk melakukan analisis nilai-nilai kewirausahaan yang termuat di buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA Kurikulum Merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan nilai-nilai kewirausahaan yang termuat dalam buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA Kurikulum Merdeka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode analisis konten dengan enam tahapan. Tahapan pertama yakni pengumpulan data yang diikuti dengan penentuan sampel, dilanjurkan pencatatan data dan reduksi, kemudian penarikan kesimpulan, dan mendeskripsikan hasil penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA kurikulum Merdeka terbitan Kemdikbudristek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks bahasa Indonesia mengandung nilai-nilai kewirausahaan yaitu mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, dan kerja keras. Perlunya materi dalam buku ajar bahasa Indonesia yang memuat nilai-nilai kewirausahaan agar siswa dapat menginternalisasinya. Nilai-nilai kewirausahaan dapat dimasukan ke dalam materi maupun refleksi yang ada dalam buku. Buku ajar yang memuat nilai-nilai kewirausahaan dapat menumbuhkan minat kewirausahaan peserta didik.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3447IDENTIFIKASI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES MEMBACA HOTS PADA LEMBAR KERJA MULTIMODAL: MENINJAU PERSPEKTIF ASESMEN BERORIENTASI PISA BAGI SISWA SMP2024-02-07T09:27:56+07:00Lia Sylvia Dewiliasylvdw@upi.eduVismaia S. Damaiantivismaia@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Asesmen nasional telah mengoptimalkan komposisi soal HOTS pada kemampuan berpikir peserta didik, khususnya pada aktualisasi literasi membaca yang berorientasi pada domain PISA. Dalam hal literasi membaca, siswa Indonesia secara agrerat terus menempati posisi yang rendah. Pada PISA tahun 2018, proporsi anak yang mencapai skor standar hanya mencapai persentase 25%. Pengembangan soal literasi membaca yang melibatkan kemampuan HOTS dianggap sulit karena belum banyak diperkenalkan kepada siswa maupun pendidik. Untuk itu, diperlukan rancangan konstruksi lembar kerja yang mengacu pada kerangka kerja PISA, baik dari segi variasi soal, daya kognisi, kualitas teks yang dibaca siswa, hingga aspek multimodalitasnya. Hasil implementasi LKPD tersebut akan menjadi dasar analisis untuk menelaah tipe soal yang sulit dan mudah bagi siswa berdasarkan tingkat kompetensi “Mencari Informasi”, “Memahami Teks”, serta “Mengevaluasi dan Merefleksi”. Penelitian ini dilandasi dengan pengembangan produk melalui pendekatan Research & Development (R&D) dengan analisis mix method. Sampel penelitian ialah 33 siswa kelas VII. Berdasarkan hasil analisis respons tes obyektif, dapat disimpulkan bahwa terdapat sebanyak 11,4% pertanyaan yang masuk dalam kategori kesulitan tinggi, 74,3% pertanyaan dalam kategori kesulitan menengah, dan 14,3% pertanyaan dalam kategori kesulitan rendah. Pertanyaan yang dianggap ideal berada dalam kategori kesulitan menengah, dengan rentang skor antara 0,31 hingga 0,70. Secara umum, pertanyaan-pertanyaan sulit mengharuskan responden untuk melakukan interpretasi terhadap makna literal dan inferensial. Kategori Mengevaluasi dan Merefleksi menjadi kategori dengan tingkat kesulitan terendah dalam tes obyektif. Namun demikian, pada tes uraian terbuka, sekitar 36,36% dari total siswa masih menunjukkan tingkat keterampilan yang sangat rendah. baik dalam menjawab soal-soal berdasarkan domain mengevaluasi dan merefleksi teks. Kata Kunci: LKPD Multimodal, Literasi Membaca PISA, Asesmen Membaca.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3376MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI 2024-02-07T08:51:19+07:00Nelita Indah Islaminelitaindahislami12@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengenalkan dan mengevaluasi Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) sebagai inovasi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Model ini dirancang untuk memungkinkan siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu, memecahkan masalah yang terkait dengan topik tersebut, menciptakan teks eksplanasi yang jelas dan informatif, serta berbagi hasil karya mereka dengan audiens yang lebih luas. Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan literatur. Tinjauan literatur adalah cara untuk menilai dan memeriksa secara kritis suatu pengetahuan, konsep, atau temuan dari berbagai sumber tertulis sebelumnya atau temuan dari sumber-sumber tertulis yang telah dibuat sebelumnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Model SSCS berhasil memberikan siswa landasan konseptual yang kuat, menginspirasi pemecahan masalah kreatif, dan meningkatkan kemampuan berbagi pengetahuan dengan baik. Hasil penelitian ini menggarisbawahi potensi Model SSCS sebagai alat pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi siswa. Inovasi ini membantu siswa mengembangkan kemampuan komunikasi tertulis mereka, memperluas pemahaman mereka tentang topik, serta meningkatkan motivasi mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan menulis yang bermakna. Model SSCS dapat menjadi sumber inspirasi bagi pendidik dalam upaya mereka untuk memperkaya pembelajaran menulis teks eksplanasi.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3379KEBUTUHAN BAHAN AJAR DIGITAL MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBANTUAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL DI SMA2024-02-07T08:51:42+07:00Nurhayatinurhayati78@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebutuhan guru terhadap bahan ajar digital di Sekolah Menengah Atas.Perkembangan teknologi mengubah orientasi dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran digital. Pada era digitalisasi masih terdapat guru yang sulit menentukan bahan ajar menarik dan efektif,guru sering menggunakan bahan ajar berbentuk teks serta guru jarang menggunakan bahan ajar berbasis elektronik.Penelitian ini dilakukan di delapan SMA yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Bandung.Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan penyebaran angket melalui google form kepada guru Bahasa indonesia di delapan SMA yaitu SMAN I Dayeuh Kolot, SMAN I Margahayu, SMA Handayani Banjaran, SMA Al-Amanah Ciwidey, SMAN I Ciwidey, SMA Asy-Syujaiyyah Ciwidey, SMA Budi Bakti Ciwidey, dan SMA Pasundan Banjaran. Diperoleh data 60% guru kesulitan menentukan bahan ajar yang menarik dan efektif, 40% guru menggunakan bahan ajar buku teks pelajaran,dan 50% guru jarang menggunakan bahan ajar berbasis elektronik. Dari data keseluruhan diperoleh 90% setuju jika penggunaan bahan ajar digital menulis teks eksplanasi berbantuan 3D pageflip profesional sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks eksplanasi yang lebih menarik, efektif dan menyenangkan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3377MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SMA2024-02-07T08:52:04+07:00Rizki Teja Pratamarizkiteja@upi.eduDadang S. Anshoridadanganshori@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit untuk dikuasai. Pada era modern ini menulis menjadi suatu kebutuhan, karena dalam prakteknya saat ini suatu tulisan menjadi salah satu bentuk komunikasi yang tidak memiliki batas ruang dan waktu. Masih rendahnya kemampua menulis di sekolah menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, agar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Dalam beberapa kompetensi dasar pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA ada beberapa materi pelajaran yang mengharuskan siswa memiliki keterampilan menulis salah satunya materi menyusun laporan hasil observasi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode studi literatur yaitu serangkaian kegiatan yang dipakai untuk mengkaji sumber atau data yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu peneltian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum model Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh positif pada proses pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran ini memiliki beberapa prinsip belajar mandiri, berdiferensiasi, bekerja sama, mampu memecahkan suatu masalah, berkolaborasi, berpikir kritis dan kratif dengan begitu secara otomatis akan meningkatkan kemampuan menulis pada siswa.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3378PROFIL BAHAN AJAR TEKS CERITA FANTASI DI JENJANG SMP/MTS: TINJAUAN KONDISI DAN KEBUTUHAN2024-02-07T09:14:47+07:00Rois Abdul Harisarois1325@gmail.comIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Pembelajaran yang terarah dan penuh makna merupakan sebuah poros untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pentingnya implementasi era society 5.0, rendahnya kualitas pembelajaran dan kurangnya kompetensi pengembangan bahan ajar yang dimiliki guru menjadi indikasi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari informasi mengenai profil dan kebutuhan bahan ajar teks cerita fantasi di jenjang SMP/MTS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data diperoleh melalui studi pustaka, wawancara, dan sebaran angket. Secara garis besar hasil wawancara diperoleh bahwa siswa belum begitu paham tentang teks cerita fantasi, terutama dalam keterampilan menulis teks cerita fantasi. Selain itu, kurangnya bahan ajar yang berbasis digital teknologi di sekolah, diharapkan dapat menjadi aspek penting untuk segera dilakukan pengembangan bahan ajar berbasis digital. Hasil angket yang disebarkan kepada siswa menunjukkan bahwa 96,5% teks cerita fantasi termasuk materi yang menarik, 89,4% siswa tertarik untuk mempelajari teks cerita fantasi, 54,1% siswa di sekolah tidak menggunakan bahan ajar digital elektronik, 85,9% siswa tertarik menggunakan bahan ajar digital eletronik, dan 91,8% siswa berharap menggunakan bahan ajar digital yang memuat video, gambar dan audio menarik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang mengarah pada peningkatan keterampilan menulis dan pengembangan bahan ajar digital elektronik.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3380PENGGUNAAN MODEL DAN MEDIA DALAM KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA2024-02-07T09:15:17+07:00Nadila Dwi Utaminadiladwiutami0@gmail.comYeti Mulyatiyetimulyati@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Kesulitan siswa dalam menulis sering terjadi, hal tersebut disebabkan karena kurangnya siswa dalam mengunggapkan gagasannya kedalam bentuk tulisan. Teks eksplanasi merupakan salah satu pembelajaran bahasa Indonesia yang memerlukan ide dalam menulisnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa menggunakan model dan media saat proses pembelajaran. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yakni literature riview. Teknik Kepustakaan menggunakan matriks sintesis berdasarkan sumber rujukan, jenis sampel, metode, intervensi, dan hasil temuan. Kepustakaan berasal dari hasil penelitian yang didapatkan dari laman google scholar dengan batas 10 tahun terakhir. Terdapat 8 artikel yang memenuhi kriteria, kedelapan artikel menggunakan model dan media yang berbeda-beda. Kedelapan artikel menyimpulkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa meningkat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model dan media dalam proses pembelajaran efektif dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa, hal tersebut dilihat dari hasil nilai siswa saat sebelum dan sesudah menggunakan model dan media pembelajaran. Rata-rata hasil menulis teks eksplanasi pada siswa saat belum menggunakan model dan media yakni 6,6 dengan nilai yang masih dibawah kkm, sedangkan hasil rata-rata hasil kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa saat sudah menggunakan model dan media meningkatk menjadi 80 dengan nilai yang sudah diatas KKM.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3381PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI DIGITAL REALITAS MAYA (VIRTUAL REALITY)2024-02-07T09:15:40+07:00Sherly Marselina Tri Lorenzasherly.marselina@upi.eduYolanda Oktavianiyolandaoktaviani@student.untan.ac.id<p style="text-align: justify;">Revolusi Industri generasi keempat atau Era 4.0, telah mengubah lanskap pendidikan dan teknologi dengan cara yang signifikan. Era ini telah memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara eksponensial, memberikan akses kepada informasi yang cepat dan berlimpah. Pada konteks pembelajaran bahasa Indonesia, literasi digital telah menjadi landasan yang penting untuk memahami dan memanfaatkan realitas maya ini. Pembelajaran bahasa Indonesia di era 4.0 memanfaatkan literasi digital secara efektif. Literasi digital tidak hanya sekadar alat untuk mengakses informasi, tetapi juga menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mengembangkan diri mereka dalam berbagai aspek. Literasi digital memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan informasi yang relevan, berbagi hasil karya mereka di platform media sosial, dan mengerjakan tugas dengan pendekatan yang lebih kreatif dan interaktif. Beberapa tantangan yang harus diatasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis literasi digital di era 4.0. Pertama, kompetensi. Guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi digital dan cara efektif mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran, sementara peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan literasi digital yang memadai. Kedua, sarana prasarana yang memadai, akses ke perangkat dan konektivitas internet, menjadi faktor kunci. Ketiga, pentingnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan era 4.0 yang menggabungkan literasi digital sebagai komponen penting, tidak boleh diabaikan. Pada kerangka pembelajaran bahasa Indonesia berbasis literasi digital, harapan yang ingin dicapai adalah guru menjadi lebih mahir dalam penggunaan teknologi, yang pada gilirannya akan mempermudah tugas mereka dalam mengajar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis literasi digital realitas maya menjadi langkah penting untuk menghadapi tuntutan pendidikan di era 4.0 yang terus berkembang.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3382ANCANGAN PEMANFAATAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DI SEKOLAH PESANTREN (BOARDING SCHOOL)2024-02-07T09:16:07+07:00Titin Nurhidayahtitinnurhidayah@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Keterampilan menulis puisi peserta didik kelas X khususnya di sekolah pesantren masih rendah. Pelibatan media pembelajaran yang kurang maksimal menjadi salah satu penyebabnya. Media pembelajaran dengan berbagai jenis dan bentuknya sangat mungkin dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi. Salah satu media yang potensial untuk dilibatkan adalah film. Berbagai jenis film yang ada saat ini dengan berbagai genre dan kualitasnya memiliki potensi untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Pelibatan media film dalam pembelajaran sangat perlu mempertimbangkan berbagai hal, mengingat tidak semua film yang ada sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran. Film dapat digunakan dalam pembelajaran puisi sebagai pemantik ide bagi peserta didik untuk mendapatkan momen-momen yang memiliki daya puitik sehingga dapat membantu dalam proses menciptakan puisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian pustaka. Pengumpulan data diambil dari sumber-sumber yang relevan dengan penelitian ini yaitu pembelajaran menulis puisi berbantuan media film. Untuk itu, pemanfaatan film dengan genre yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah pesantren dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang bisa diterapkan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3383PENGARUH GAYA BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK2024-02-07T09:16:37+07:00Watiwfatimah@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Proses pembelajaran perlu diciptakan suasana belajar yang efektif agar membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar siswa. Setiap siswa memiliki kekurangan dan kelebihan. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda dengan keunikan masingmasing yang tidak dimiliki siswa lainnya. Begitu juga dengan gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa adalah suatu pendekatan yang menjelaskan cara indidividu menguasi informasi baru melalui sudut pandang yang berbeda. Gaya belajar bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan siswa termasuk dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Aktivitas menulis cerita pendek harus dilakukan secara keseluruhan dan asli (otentik). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode angket dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini adalah siswa jurusan yang teknik otomotif yang berjumlah 31 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya belajar bervariasi sehingga guru harus menerapkan variasi yang berbeda dalam menjelaskan materi termasuk dalam pembelajaran menulis cerita pendek.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3384STUDI LITERATUR: MODEL PEMBELAJARAN PERILAKU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2024-02-07T09:16:58+07:00Wendi Saputrawendisaputra@upi.eduSarah Putri Silmisarahputrisilmi@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran rumpun perilaku apa saja yang efektif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran perilaku adalah pedoman berupa konsep atau pola yang menekankan akan perubahan tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Perubahan tingkah laku yang positif tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa juga. Penggunaan model pembelajaran perilaku dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saat sekarang ini sangatlah minim. Hal itu dikarenakan tidak banyak jenis model pembelajaran perilaku sesuai dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga penelitian lebih lanjut mengenai model ini sangatlah diperlukan. Mengingat motivasi belajar siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia sangatlah lemah. Metode penelitian ini menggunakan literatur riviu atau tinjauan pustaka yang data penelitiannya bersumber dari buku, artikel, modul, dan lain-lain. Kriteria sumber data dalam penelitian ini yaitu relevan dengan topik penelitian, terbit lima tahun ke bawah, dan subjek data penelitiannya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga pembelajaran rumpun perilaku yang digunakan sebagai variabel dalam berbagai penelitan pembelajaran bahasa Indonesia. Ketiga model pembelajaran ini yaitu model pembelajaran simulasi, instruksi langsung, dan belajar tuntas. Semua peneliti setuju bahwa model ini efektif digunakan dalam membantu keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini akan bermanfaat sekali bagi pembaca khususnya kepada pendidik dalam menerapkan model pembelajaran perilaku pada materi-materi Bahasa Indonesia.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3385PENGEMBANGAN MODEL MULTISENSORI BERBANTUAN INFOGRAFIS ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI 2024-02-07T09:17:21+07:00Yanti Wulan Sariyantiwulansari@student.upi.eduVismaia S. Damaiantivismaia@upi.eduE. Kosasihyantiwulansari@student.upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta bahwa kurangnya model pembelajaran yang memotivasi dan memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan salah satu model pembelajaran, yaitu model multisensori berbantuan infografis animasi. Penelitian ini bertujuan agar terciptanya model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar siswa dan menyesuaikan cara mengajar guru. Penelitian ini membahas tiga pembahasan, yaitu: (1) profil atau keadaan awal pembelajaran menulis teks eksplanasi; (2) desain pengembangan model multisensori berbantuan infografis animasi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi; (3) implementasi pengembangan model multisensori berbantuan infografis animasi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi, dan (4) respons terhadap model multisensori berbantuan infografis animasi dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Adapun langkah penelitian dan pengembangan (R&D), yaitu studi pendahuluan (studi pustaka dan lapangan), pengembangan (penyusunan draf, uji coba terbatas, revisi uji coba terbatas, uji coba lebih luas, revisi uji coba lebih luas), dan pengujian (keefektifan draf akhir. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, observasi, dan hasil tes. Penelitian ini juga melakukan uji t untuk mengetahui efektif atau tidaknya model multisensori berbantuan infografis animasi. Berdasarkan uji t, penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan model multisensori berbantuan infografis animasi efektif dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3386GERAKAN LITERASI BERSAMA DI SEKOLAH: POTRET EMPIRIS AKTIVITAS MEMBACA DAN MENULIS SISWA DI WILAYAH LOMBOK2024-02-07T09:17:42+07:00Ria Saputririasaputri.unwmataram@gmail.comYeti Mulyatiyetimulyati@upi.eduSumiyadisumiyadi@upi.eduVismaia S. Damaiantivismaia@upi.edu<p style="text-align: justify;">Salah satu aspek yang tercermin dari kemajuan suatu negara adalah tingginya tingkat literasi masyarakatnya. Indonesia, sebagai bangsa yang besar juga memiliki peluang yang sama untuk mencapai hal serupa. Menilik kekayaan alam dan budaya yang melimpah, tidak menutup kemungkinan warga bangsanya mampu mengejar dan sejajar dengan negara-negara maju, dengan salah satu syarat yaitu tetap dilakukannya peningkatan budaya literasi sebagai bekal menyambut era generasi emas 2045. Sebagai langkah awal, dengan membidik masalah rendahnya motivasi berliterasi siswa di sekolah. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menemukan formulasi melalui penelitian-penelitian seperti yang dideskripsikan dalam tulisan ini. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk: a) mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan b) mengetahui dan mendeskripsikan kerangka gerakan literasi BERSAMA yang ditawarkan dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, dokumentasi, wawancara, dan observasi yang dilakukan di enam sekolah Islam Terpadu se-Kota Mataram. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis eksploratif atau develop-mental berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SIT Se-Kota Mataram masih stagnan dalam tahap pembiasaan. Dengan demikian, sebagai upaya menghidupkan budaya literasi peserta didik, salah satunya dengan program Gerakan Literasi BERSAMA, yaitu gerakan literasi dengan tahap kegiatan Baca, Rekam, Rangkum, Sampaikan, dan Akui.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3387PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI BERBASIS PROYEK2024-02-07T09:18:05+07:00Noviasari Dwi Gartika Putrinoviasaridgp@gmail.comDini Yustiantikayustiantikadini@gmail.com<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilatarbelakangi karena ditemukan masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam kemampuan menulis teks prosedur. Adapun masalah tersebut muncul karena metode atau strategi yang digunakan kurang mampu meningkatkan kemampuan menulis dan keaktifan siswa di kelas. Masalah dalam pembelajaran menulis teks prosedur terjadi pada penulisan tanda baca dan kosakata yang masih kurang tepat, penulisan teks prosedur yang tidak sesuai dengan langkah-langkah dan strukturnya, dan penyusunan kalimat yang masih menggunakan bahasa keseharian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran berdiferensiasi berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur pada siswa kelas VII SMPN 18 Kota Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin, yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflection). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali dalam dua siklus tindakan dengan merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan empat tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya. Data penelitian ini berupa hasil wawancara, hasil observasi, hasil tes kemampuan menulis, dan hasil angket. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa setelah mengimplementasikan tindakan. Selain itu, adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan menulis teks prosedur pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan pembelajaran berdiferensiasi berbasis proyek tercapai melalui penelitian ini. Dengan demikian, peningkatan keterampilan menulis dengan pembelajaran berdiferensiasi berbasis proyek tercapai melalui penelitian ini.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3388PENERAPAN KREATIVITAS DAN IMAJINASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PUISI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE2024-02-07T09:18:49+07:00Ramadhan Attalarik Iskandarramadhanattalarik@upi.eduSumiyadisumiyadi@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Mayoritas peserta didik, bahkan khalayak umum lebih mahir menulis pengalaman pribadi dibandingkan menulis puisi yang imajinatif. Padahal puisi menjadi menyenangkan apabila dikemas dengan model pembelajaran yang menarik dalam proses belajar-mengajar. Sebab, struktur teks puisi dipilih dan disusun dengan cermat untuk mengasah kesadaran individu terhadap pengalaman hidup, serta untuk memicu tanggapan yang khusus melalui pengaturan bunyi, irama, dan makna istimewa, sehingga menjadikannya sebagai sesuatu yang indah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sekaligus mengatasi permasalahan yang terdapat dalam lingkup pendidikan, khususnya terkait model pembelajaran picture and picture dalam menulis teks puisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu kajian pustaka. Teknik pengumpulan data dalam penelitian berfokus pada jurnal, buku elektronik, dan buku cetak sebagai literatur penelitian. Model pembelajaran picture and picture diterapkan oleh guru melalui tampilan gambar, baik berupa foto, lukisan, maupun benda klasifikasi gambar lainnya yang dapat merangsang kreativitas dan imajinasi peserta didik ketika mengaplikasikannya melalui puisi dalam bentuk tulisan. Hasil keseluruhan dalam penelitian ini memiliki beberapa kebermanfaatan, yaitu: mampu melatih peserta didik supaya bertanggung jawab, memiliki tujuan, bekerja sama, menerima konsekuensi dan penilaian, berbagi kepemimpinan dan keterampilan, serta mampu mempertanggungjawabkan keseluruhan hasil dari pembahasannya. Sehingga, simpulan dalam penelitian ini menyatakan bahwa model picture and picture cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks puisi, sebab peserta didik mampu menuangkan daya kreativitas yang menyenangkan dan kemampuan imajinasi aktif inovatif dalam pembelajaran puisi.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3389ABAD 21: LITERASI DIGITAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS OPINI2024-02-07T09:19:12+07:00Rahmah Fauziyahrahmahfauziyah99@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penggunaan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan berdampak pada literasi digital. Siswa dapat menggunakan berbagai alat untuk membantu mereka belajar bahasa Indonesia. Pertimbangan dan analisis yang lebih mendalam diperlukan untuk berbagai jenis informasi yang dapat diakses. Bukan hal yang aneh jika siswa yang menggunakan komputer terpengaruh oleh informasi palsu atau menyesatkan. Siswa dapat menggunakan media sosial sebagai sumber informasi untuk tugas menulis mereka. Namun, sebagian besar siswa menyalahgunakan media sosial. Salah satunya adalah ketika siswa menulis teks opini, mereka melakukan lebih dari sekadar mengekspresikan pemikiran mereka. Sangat penting untuk memperhatikan argumen yang dibuat untuk mendukung sudut pandang. Literasi digital dapat meningkatkan cara menyusun kata dan frasa serta proses pembuatan opini. Menulis opini membutuhkan banyak membaca berbagai sumber. Selain itu, siswa dapat mengartikulasikan konsep dan dukungan teoritis melalui argumentasi, yang menghasilkan berbagai karya tulis. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Kota Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka merupakan metode penelitian yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat literasi digital dalam meningkatkan kemampuan menulis teks opini, memahami kompetensi literasi digital, memanfaatkan teknologi dalam pendidikan abad ke-21, dan memahami dampak literasi digital dalam meningkatkan kompetensi menulis teks opini.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3390BERPIKIR DAN BERARGUMEN: PROBLEMATIKA KEMAMPUAN ARGUMEN SISWA SECARA TERTULIS DAN POTENSI BERPIKIR KRITIS SEBAGAI SOLUSI PEMBELAJARAN2024-02-07T09:19:39+07:00Zain Syaifudin Nakrowizainsyaifudin@upi.eduDadang S. Anshoridadanganshori@upi.eduYeti Mulyatiyetimulyati@upi.eduYuliana Setyaningsihzainsyaifudin@upi.edu<p>Upaya merancang model pembelajaran untuk menguatkan kemampuan menulis argumentasi siswa terus dilakukan. Hal ini dikarenakan, menulis argumentasi membutuhkan kemampuan yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi penggunaan elemen berpikir kritis dari Paul-Elder sebagai ancangan model dalam pembelajaran menulis argumentasi. Penelitian menggunakan prosedur. Prosedur awal penelitian dilakukan dengan menguji kemiripan karya dari 86 siswa di 3 (tiga) Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) di Jawa Tengah menggunakan Turnitin. Selanjutnya, dilakukan pengukuran kemampuan menulis argumentasi dengan mengadopsi TAP Toulmin dan statistik sederhana. Studi tersebut dijadikan dasar untuk melihat potensi elemen berpikir kritis sebagai ancangan model pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan, pertama: mayoritas siswa tidak memiliki kemandirian pikiran dalam menulis argumentasi. Hanya 15 dari 86 atau 17.44% karya siswa yang dinyatakan lulus uji kemiripan. Kedua, varian struktur argumentasi yang muncul dalam karya siswa yakni: P-D, P-D-T, P-D-T-J, dan P-D-T-B. Ketiga, berdasarkan hasil konversi nilai rata-rata, kualitas kemampuan menulis argumentasi siswa dari sekolah A pada klasifikasi sedang, sekolah B pada klasifikasi sangat rendah, dan sekolah C pada klasifikasi rendah. Hasil keempat yakni secara konseptual elemen berpikir kritis dapat dijadikan ancangan dalam model pembelajaran menulis argumentasi. Simpulan penelitian ini yakni siswa harus dibiasakan berlatih mengumpulkan, mengolah, dan mengonstruksi informasi dalam proses pembelajaran menulis argumentasi. Pembiasaan tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan langkah merumuskan tujuan, menyusun pertanyaan, menyampaikan sudut pandang, mencari informasi, menyusun simpulan, menetapkan konsep, menimbang implikasi, dan memikirkan asumsi/alternatif jawaban. Dengan langkah tersebut, siswa dapat menumbuhkan budaya berpendapat atau klaim yang berbasis pada bukti atau data valid.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3391KAJIAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI: IMPLEMENTASI DALAM KURIKULUM MERDEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2024-02-07T09:20:01+07:00Desi Ratna Ayu1desiratnaayu05@upi.eduYosua S. G. Taran2yosuataran716@gmail.comAegustinawatiaegustinawati@upi.eduIsah Cahyaniisahcahyani@upi.edu<p style="text-align: justify;">Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dan penerapan mereka dalam Kurikulum Merdeka, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah tujuan dari penelitian ini. Strategi inkuiri dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran berfokus pada siswa agar siswa aktif dan kreatif sesuai dengan tujuan kurikulum Merdeka. Strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi yang menekankan pada aktivitas siswa, sehingga siswa akan memiliki kemampuan berpikir aktif, kritis, dan kreatif. Strategi inkuiri digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Kegiatan pembelajaran menggunakan strategi inkuiri melibatkan siswa yang membuktikan atau menemukan ide-ide baru melalui analisis data dan informasi yang mereka peroleh. Hal ini akan melibatkan aktivitas siswa, siswa yang sebelumnya kurang aktif akan mendapat stimulus untuk aktif, baik itu untuk berinteraksi dengan guru maupun dengan temannya. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur/studi pustaka. Penelitian ini mengumpulkan data melalui dokumentasi dan menganalisisnya dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah buku dan jurnal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran inkuiri. Hasilnya menunjukkan bahwa strategi inkuiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia membantu siswa lebih aktif. Mereka diajak untuk mempelajari bahasa dengan bertanya, melihat, dan mencoba.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3392PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA URBAN MELALUI FILM TERLALU TAMPAN DAN MAHASISWI BARU2024-02-07T09:20:26+07:00Damar Jinantodamarjinanto@ui.ac.id<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan Bahasa Indonesia dalam film Indonesia sebagai representasi budaya urban. Dalam era globalisasi dan pertumbuhan perkotaan yang cepat, budaya urban telah menjadi subjek yang menarik dan relevan untuk diteliti. Film Indonesia sebagai bentuk seni populer dan cerminan masyarakat, memberikan kesempatan untuk memahami cara Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat untuk merepresentasikan budaya urban yang berkembang. Metode penelitian ini melibatkan analisis teks dalam kajian film dari dua film Indonesia yang memiliki latar di lingkungan pendidikan perkotaan, yaitu kehidupan anak sekolah dan mahasiswa melalui film Terlalu Tampan dan Mahasiswi Baru. Hasil penelitian mengungkapkan bagaimana Bahasa Indonesia digunakan dalam konteks budaya urban untuk menggambarkan dinamika sosial dan budaya antargenerasi yang terkait dengan kehidupan di perkotaan. Penelitian ini juga mengidentifikasi peran penting Bahasa Indonesia sebagai alat untuk merepresentasikan identitas budaya urban, mengekspresikan pluralitas sosial sebagai cerminan masyarakat urban. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana Bahasa Indonesia digunakan dalam konteks budaya urban dalam film Indonesia, serta menggali kontribusi film sebagai sebuah karya seni kontemporer dan paling populer sekarang ini dalam memahami dinamika budaya perkotaan yang semakin kompleks. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia yang lebih kontekstual dan memahami perubahan budaya dalam masyarakat perkotaan yang menggunakan Bahasa populer dalam kehidupan sehari-hari.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3423KATEGORI LINGUISTIK TERAPAN2024-02-07T07:08:08+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional XVII</p>2024-02-05T21:18:18+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3438AN ANALYSIS OF MONOLINGUAL ON THE HISTORICAL SITUS IN DILI, TIMOR-LESTE: A STUDY OF LINGUISTICS LANDSCAPE2024-02-12T11:29:29+07:00Antonio Constantino Soaresantonio.soares.281170@gmail.com<p style="text-align: justify;">Timor-Leste which is further called (TL) is also well-known as a multilingual and multicultural country. This country has 32 local languages and 3 foreign languages such as Portuguese, Bahasa Indonesia and English. Portuguese is used as the officia language however, Bahasa Indonesia and English are used as working languages. The intention of this research was intended to explore the use of monolingual used on the historical places in Dili which is dealing with the Linguistics Landscape (LL). The following problem was the most reason why this research was interesting to be investigated deeply: What language was used on the historical situses in Dili?. This is a qualitative research and the data were collected by using taking pictures technique with a mobile phone camera. All the data were analyzed descriptively based on the language used on the 6 situses of historical places in Dili.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3409KETIDAKTEPATAN PEMILIHAN DIKSI PADA RAGAM BAHASA SOSIOLINGUISTIK DI MEDIA SOSIAL THREADS INSTAGRAM2024-02-07T09:21:00+07:00Ramadhan Attalarik Iskandarramadhanattalarik@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penggunaan diksi yang tidak tepat pada ragam bahasa sosiolinguistik di media sosial threads instagram marak dilakukan oleh seluruh kalangan, tanpa memandang strata kehidupan sosial. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui ketidaktepatan pemilihan diksi dalam ragam bahasa sosiolinguistik yang marak terjadi, sehingga mempengaruhi kaidah kebahasaan yang selazimnya digunakan dengan tepat, serta untuk mengetahui penggunaan diksi yang sesuai dengan Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia pada ragam bahasa sosiolinguistik di media sosial threads instagram. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu sosiolinguistik dengan pendekatan analisis kualitatif yang dikumpulkan melalui berbagai jurnal, buku elektronik, serta buku cetak. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak delapan data dari dua akun media sosial threads instagram, yaitu: @infobandungkota sebanyak empat data dan @kata.cerdas sebanyak empat data. Simpulan dalam penelitian ini menyatakan bahwa pemilihan diksi yang tidak tepat pada ragam bahasa sosiolinguistik di media sosial threads instagram ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: spontanitas dari penulis itu sendiri yang menuliskan kata maupun kalimat berdasarkan bahasa percakapan sehari-hari; terdapat kata atau kalimat yang berunsur dari bahasa gaul, sehingga tidak selaras dengan kaidah kebahasaan; dan kurangnya pemahaman dalam menentukan pilihan kata baku, kalimat efektif, dan tanda baca yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberikan alternatif berupa cara menentukan pemilihan diksi yang tepat pada ragam bahasa sosiolinguistik di media sosial threads instagram, yaitu: mempelajari bagian hasil dan diskusi dalam penelitian ini; membaca dan merujuk berbagai literatur terkait penggunaan diksi yang tepat; dan mengoreksi hasil tulisan sesuai dengan Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3410HITAM, BEDUG DAN TOTOPONG: WACANA KEISLAMAN PADA SEMIOTIKA KULTURAL KAMPUNG ADAT DUKUH2024-02-07T09:08:31+07:00Afdhal Kusumanegaraafdhal.kusumanegara@uin-suska.ac.idChye Retty Isnendesafdhal.kusumanegara@uin-suska.ac.id<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kode-kode kultural yang diwujudkan dalam aktivitas dan atribut budaya masyarakat Kampung Adat Dukuh di Kabupaten Garut. Metode kualitatif diterapkan pada penelitian ini dengan pendekatan teori semiotika Pierce dan bentuk pengetahuan Duranty. Data penelitian diperoleh dari kode-kode kultural tersebut berupa pemakaian warna hitam, alunan bedug, dan totopong (ikat kepala). Ketiga kode kultural tersebut merupakan hasil ornamen dari sebuah sistem tanda. Sistem tanda pada kode-kode kultural ditelusuri berdasarkan proses semiosis (semiotika pragmatis) dalam sistem triadik; representamen, objek dan interpretan. Dari penelusuran terhadap sistem tanda pada kode kultural, dapat dijabarkan kandungan pengetahuan yang dimiliki masyarakat melalui penjabaran bentuk pengetahuan proposisional dan pengetahuan proporsional. Hasil penelitian menunjukkan (1) warna hitam menjadi ciri khas ideologi dari komunitas adat yang menggambarkan bahwa masyarakat menerima seluruh ketentuan Tuhan atau reseptif terhadap kodrat. (2) alunan bedug yang difungsikan sebagai alat menyampaikan informasi tersebut menghasilkan sebuah pengetahuan prosedural (waktu salat atau pengumuman) terhadap masyarakat adat, (3) dan totopong yang memiliki tiga sudut melambangkan resi, rama, dan ratu atau hubungan dengan Allah, manusia, dan lingkungannya. Aktivitas dan atribut budaya di Kampung Ada Dukuh Garut menjadi entitas yang sejalan dengan ajaran agama Islam. Sinergitas antara aktivitas dan atribut budaya menjadi pengetahuan yang diintegrasikan dari nilai-nilai keyakinan Agama Islam. Tiga entitas (agama, adat, dan masyarakat) menjadi sistem triadik semiotika kultural yang kompleks. Sistem tersebut membentuk wacana keislaman pada yang dimiliki masyarakat Kampung Adat Dukuh.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3411ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KATA SERAPAN BAHASA INGGRIS DALAM KARYA ILMIAH SISWA SMK2024-02-08T19:25:18+07:00Ai Santiaisanti@upi.eduTazka Adiatitazkaad@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan berbagai macam karakteristik kesalahan penulisan kata-kata serapan bahasa Inggris yang paling sering muncul dalam karya ilmiah. Penulisan kata serapan bahasa Inggris yang diteliti ini terdapat dalam karya ilmiah yang ditulis oleh siswa SMK. Penelitian ini mencakup kesalahan penulisan kata-kata serapan bahasa asing yang dikhususkan pada kata serapan dari bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis konten. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu teks hasil karya ilmiah siswa di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Teks karya ilmiah ini merupakan produk dari materi mengonstruksi karya ilmiah materi bahasa Indonesia di kelas sebelas TKJ atau Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dan OTKP atau Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran tahun pelajaran 2021/2022. Data diambil dengan cara dokumentasi dan catat. Adapun teknik pencatatan dilakukan dengan mencatat beberapa kalimat dalam hasil karya ilmiah siswa yang diduga mengandung kesalahan berbahasa dalam aspek tataran kata serapan dari bahasa Inggris. Pada penelitian ini terdapat kesalahan penulisan kata serapan bahasa Inggris dalam karya ilmiah siswa SMK yang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu huruf berubah, huruf terkurang, huruf tertambah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata serapan paling sering salah adalah huruf berubah. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan terkait penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3412POTRET KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KONTEN VLOG YOUTUBE BOY WILLIAM2024-02-12T11:11:59+07:00Amanda Maharaniamandamaharani@upi.eduDadang S. Anshoridadanganshori@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penulisan ini dilatarbelakangi oleh bahasa Indonesia yang semakin hari semakin carut marut. Banyak kesalahpahaman terjadi antara penutur dan mitra tuturnya. Terlebih di dunia maya komunikasi media sosial semakin bebas dan tidak terkendali. Boy William sebagai salah satu publik figur yang kontennya banyak ditonton oleh masyarakat haruslah memperhatikan penggunaan bahasa dalam kontennya. Salah satunya yaitu mengenai kesantunan berbahasa yang sering menjadi pemicu kesalahpahaman di media sosial. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan realisasi bentuk kesantunan berbahasa dalam vlog YouTube Boy William. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data penelitian berupa tuturan yang terdapat dalam konten YouTube Boy William dalam segmen #DibalikPintu dengan Maia Estianty. Teknik pengumpulan data tiga tahap, pertama telaah pustaka, kedua teknis simak, dan terakhir teknik dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudan reduksi data, dan terakhir mengambil kesimpulan. Hasil penelitian memperlihatkan realisasi bentuk kesantunan berbahasa (1) Terdapat pematuhan prinsip kesantunan berbahasa sebesar 68,86%, (2) Terdapat pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa sebesar 31,14%. Kesantunan berbahasa yang dilakukan penutur dan mitra tutur cukup baik dan masih ditemukan pelanggaran kesantunan berbahasa jumlahnya relatif sedikit.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3413KATA SERAPAN DALAM NASKAH “WARTA BALARÉA” AKTV CIMAHI EDISI JULI 20212024-02-07T09:22:07+07:00Deni Abdul Ghonideniabdulghoni123@gmail.comYayat Sudaryatdeniabdulghoni123@gmail.com<p style="text-align: justify;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya media massa baru di khazanah pertelevisian Indonesia yang bersifat lokal yaitu AKTV Cimahi, serta munculnya program berita berbahasa daerah di saluran tersebut yang menggunakan bahasa Sunda, namun dirasa pemilihan kata dalam program beritanya belum cukup tepat meskipun kata yang dipilih adalah bahasa Sunda. Hal ini memungkinkan lebih banyak digunakannya kosa kata yang bersifat serapan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kata serapan beserta arti leksikal yang terdapat dalam naskah “Warta Balaréa” AKTV Cimahi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik dokumentasi guna mencari dan mengumpulkan sumber data. Kemudian ditentukan edisi berita yang akan diteliti serta jumlah naskah yang akan dianalisisnya. Oleh karena itu, terpilihlah edisi bulan Juli dengan penentuan 5 naskah secara acak agar menjaga objektivitas penelitian. Untuk memperluas sebaran, maka 5 naskah tersebut diambil secara acak satu naskah di setiap minggunya. Dari hasil analisis data ditemukan 34 kata serapan dari 6 bahasa, yaitu Sansekerta, Belanda, Indonesia, Melayu, Arab, dan Kawi, dengan sebaran data: 21 kata serapan dengan jenis adaptasi dan 11 kata serapan yang termasuk jenis adopsi dengan arti leksikal yang sama (tidak berubah) dari bahasa donornya.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3415KAJIAN SEMIOTIKA: PADA PELAKSANAAN TRADISI UPACARA MANGONGKAL HOLI SUKU BATAK TOBA SEBAGAI KHAZANAH KEARIFAN LOKAL2024-02-07T09:22:30+07:00Firdaus Aritonangfirdausaritonang@student.uns.ac.idRaheni Suhitarahenisuhita@staff.uns.ac.idBudhi Setiawankaprodipbi@staff.uns.ac.id<p style="text-align: justify;">Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan tradisi upacara Mangongkal Holi. Tradisi ini dilatarbelakangi oleh adanya kepercayaan bahwa roh leluhur yang sudah meninggal masih memberikan berkat kepada seluruh keluarga yang ditinggal serta masih bisa berkomunikasi dengan orang yang hidup. Tujuan dari penelitian ini akan menguraikan makna denotasi dan konotasi berdasarkan pemaknaan semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek penelitian ini adalah tayangan dan pada upacara Mangongkal Holi dan kemudian mengumpulkan data menggunakan pedoman wawancara dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tahapan reduksi data, data display. Kemudian, mengambil kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian dan pembahasaan ini menggambarkan terdapat makna denotasi (eksplisit) dan makna konotasi (implisit) pada pelaksanaan Mangongkal Holi baik pada saat pelaksanaan awal (Martonggo Raja) sampai dengan peletakan tulang-belulang ke tempat yang baru yang (Batu Na Pir). Saran bagi masyarakat pembaca semoga artikel ini dapat diambil dari sisi positifnya pada tradisi Mangongkal Holi.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3416HIDRONIM PADA NAMA RAWA DI KECAMATAN PASIRKUDA DAN PEMANFAATANNYA SAAT INI; KAJIAN TOPONIMI2024-02-07T09:23:22+07:00Sandi SetiawanSandisetiawan@upi.eduYayat SudaryatSandisetiawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini berjudul “Hidronim pada nama Rawa di kecamatan Pasirkuda dan pemanfaatannya saat ini; Kajian Toponimi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk leksikal dari penamaan pada setiap Rawa yang berada di kecamatan Pasirkuda Kabupaten Cianjur di mana masyarakat sekitar kurang mengetahui alasan penamaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan teori makna Nystrom (2016). Data dari penelitian ini adalah nama-nama tempat yang mengandung unsur rawa di kecamatan Pasirkuda. Pasirkuda merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung yang terdiri dari sembilan desa. Kecamatan Pasirkuda merupakan kecamatan yang dikelilingi oleh tebing dan terdapat air terjun tertinggi di Jawa Barat yakni air terjun Citambur. Hal tersebut merepresentasikan bahwa kecamatan Pasirkuda merupakan salah satu daerah yang sangat dekat dengan sumber air. Banyak penamaan daerah yang dimulai dengan unsur air seperti Ci, Ranca dan Rawa. Pada penelitian ini difokuskan pada nama daerah yang diawali oleh Rawa. Dari hasil penjajakan ditemukan hasil bahwa penamaan rawa di Pasirkuda berdasarkan beberapa faktor, yakni faktor alam, kepemilikan dan dongéng di masyarakat serta lokasi rawa tersebut berada. Pemanfaatan tiap rawa pun berbeda mulai dari sumber pengairan, pemukiman, pesawahan hingga telah hilang karena bencana alam.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3417ANALISIS TEKS NEGOSIASI DALAM PERSIDANGAN: STUDI KASUS “KOPI SIANIDA, JESSICA KUMALA WONGSO"2024-02-07T09:23:43+07:00LilisLilis09@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan indikator teks negosiasi yang terdapat dalam proses persidangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari kasus “Kopi Sianida, Jessica Kumala Wongso” dari kanal youtube kompast.tv. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap, pertama, teknik dokumentasi dengan cara mengakses kanal youtube. Selanjutnya, teknik catat, tahap ini dilakukan untuk mentranskripsikan kata yang terdapat dalam video persidangan dari bentuk lisan ke bentuk tulisan. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data. Teknik ini dilakukan dengan cara memilih data yang akurat untuk penelitian. Setelah itu, semua data diklasifikan berdasarkan jenisnya. Terkahir, penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yakni struktur teks negosiasi orientasi, pengajuan, penawaran, dan kesepakatan. Selanjutnya, indikator teks negosiasi ditemukan indikator bahasa persuasif, bahasa deklaratif, kesantunan bahasa, kalimat efektif, dan indikator berisi pasangan tuturan. Ditemukan empat struktur teks negosiasi dalam kasus persidangan “Kopi Sianida, Jessica Kumala Wongso”, yakni orientasi, pengajuan, penawaran, dan kesepakatan. Sedangkan indikator teks negosiasi dalam kasus persidangan “Kopi Sianida, Jessica Kumala Wongso” ditemukan lima indikator, yakni indikator bahasa persuasif sebanyak empat data, bahasa deklaratif sebanyak sembilan data, kesantunan bahasa ditemukan satu data, kalimat efektif ditemukan satu data, dan berisi pasangan tuturan, yakni Hakim, JPU, dan Kuasa Hukum. Indikator teks negosiasi yang paling banyak ditemukan adalah indikator bahasa deklaratif.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3418ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN AJAR TEKS EDITORIAL BERWAWASAN KEBANGSAAN DI SMA2024-02-07T09:24:04+07:00Ni Ketut Ayu Widyanitha Hapsarihapsariayudia@gmail.comAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Teks editorial adalah salah satu teks yang biasa dijumpai pada surat kabar. Sejak kurikulum 2013, teks ini masuk sebagai salah satu kompetensi dasar yang diharapkan dapat merangsang kemampuan abad 21 kritis peserta didik, terutama pada berpikir, kreatif dan komunikatif melalui tulisan. Penelitian ini akan membahas tentang ketersediaan dan kebutuhan bahan ajar teks editorial, utamanya teks dengan berwawasan kebangsaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur dan teknik penyebaran angket secara digital untuk memenuhi data yang dibutuhkan, seperti tema, bentuk, isi dan tampilan bahan ajar yang diharapkan. Melalui analisis kebutuhan ini peserta didik dan pendidik dapat menyampaikan ketersediaan serta menyampaikan bahan ajar seperti apa yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran teks editorial agar lebih terstruktur. Harapannya, setelah melakukan analisis ini dapat memberikan gambaran terhadap bahan ajar seperti apa yang dibutuhkan. Teks editorial sebagai kompetensi dasar pada kurikulum 2013 diajarkan pada jenjang SMA kelas XII dengan pokok bahasan meliputi isi, struktur, kaidah kebahasaan dan langkah menulis teks editorial. Implikasi penelitian ini dapat tetap berguna walaupun kurikulum berganti. Hal tersebut karena peserta didik disiapkan untuk menjadi masyarakat yang literat dan mampu berpikir kritis.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3419POSITIVISME SEBAGAI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-02-07T09:24:24+07:00Nurul Hafidzah AsraNurulhafidzah880@gmail.comSofyan Saurisofyansauri@upi.edu<p style="text-align: justify;">Positivisme merupakan kajian yang mengedepankan verifikasi hipotesa secara ilmiah yang bersifat faktual, objeknya dapat diobservasi, serta dapat menjelaskan peran sebab-akibat secara rasional. Hal ini sejalan ini dengan cita-cita melahirkan dimensi kualitas yang diharapkan dapat membentuk karakter para peserta didik menjadi pelajar yang aktif, kreatif, menghasilkan prototipe sesuai dengan bidang yang diminatinya. Kajian positivisme sebagai dasar dalam pengembangan kurikulum merdeka dapat dijadikan sebagai dasar dari pembentukan karakter peserta didik agar dapat fokus dan mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat menimalisir tereliminasi dari persaingan global. Kurikulum merdeka membebaskan para peserta didik untuk bebas melakukan pengujian atau pengembangan ilmu sesuai bidang yang diminati masing-masing peserta didik. Hal ini sebagai cikal bakal menumbuhkan pemikiran pengetahuan yang didapatkan akan berfaedah lahir dan batiniah yang diaplikasikan dengan cara didik pengajar untuk melatih tingkat berpikir kritis peserta didik tanpa menjiplak pemikiran orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran positivisme sebagai bentuk implementasi kurikulum merdeka pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil penelusuran yang relevan dengan objek kemudian dianalisis. Hasil dari penelitian ini adalah postivisme merupakan salah satu kajian filsafat yang dapat diimplementasikan sebagai dasar dalam pengembangan kurikulum merdeka pada pembelajaran Bahasa Indonesia.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3439MODEL RECIPROCAL TEACHING DALAM KETERAMPILAN LINGUISTIC ENTREPRENEURSHIP: SUATU RANCANGAN DESAIN MODEL2024-02-07T07:09:10+07:00Nana Triana Winatananawinata@upi.eduVismaia S. Damaiantivismaia@upi.eduSyihabuddin3syihabuddin@upi.eduYeti Mulyatiyetimulyati@upi.edu<p style="text-align: justify;">Kurangnya pendidikan dan pelatihan yang memadai khususnya dalam bidang linguistic entrepreneurship dapat menjadi hambatan bagi pengusaha yang ingin memasuki industri ini. Diperlukan pendidikan yang memadai dalam bahasa, budaya, dan teknologi terkait untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam membangun bisnis linguistic entrepreneurship yang sukses. Penelitian ini memperkenalkan model reciprocal teaching dalam keterampilan linguistic entrepreneurship. Desain model reciprocal teaching yang akan dibasiskan dengan keterampilan linguistic entrepreneurship. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji studi literatur model reciprocal teaching yang dibasiskan dengan keterampilan linguistic entrepreneurship. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan studi literatur. Pada temuan ini,terdapat empat startegi yang digunakan dalam reciprocal teaching yaitu siswa membuat pertanyaan interaktif (questions generating), siswa bertanya kembali (clarifying), siswa membuat sebuah prediksi (predicting), dan siswa mengidentifikasi informasi (summarizing). Dari strategi tersebut dikaitkan dengan prinsip keterampilan linguistic entrepreneurship, yaitu budaya perusahaan (enterprise culture), modal manusia (human capital), dan komodifikasi bahasa (commodification of language). Temuan ini suatu rancangan desain model reciprocal teaching berbasis linguistic entrepreneurship yang dapat digunakan dalam pembelajaran atau pelatihan.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3424KATEGORI SASTRA2024-02-07T07:09:11+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional XVII</p>2024-02-05T21:28:50+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3397NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MELAYU DALAM SYAIR ABDUL MULUK KARYA RAJA ALI HAJI2024-02-11T22:53:52+07:00Annisa Latifaannisalatifa@upi.eduS. Sumiyadisumiyadi@upi.edu H. Halimahhalimah_81@upi.edu<p style="text-align: justify;">Di dalam penelitian ini, peneliti mengkaji nilai-nilai kearifan lokal Melayu dalam Syair Abdul Muluk (SAM) karya Raja Ali Haji. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka. Data dalam penelitian ini yaitu kata, larik, atau syair dalam SAM. Sumber data penelitian ini yaitu buku SAM karya Raja Ali Haji. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat dan analisis data dengan teknik analisis model Miles dan Huberman. Teori nilai kearifan lokal dalam sastra Melayu yang digunakan yaitu teori (Karim, 2019) nilai kebudian dan nilai moral. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis nilai-nilai kearifan lokal Melayu dalam SAM. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 nilai kearifan lokal Melayu. Nilai-nilai tersebut terdiri atas 4 nilai kebudian dan 4 nilai moral</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3404ANALISIS OBJEKTIF DALAM CERPEN “PERJAMUAN PETANG BERSAMA KELUARGA KHONG GUAN” KARYA JOKO PINURBO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-02-07T14:45:35+07:00Annisa Vitriya Abdullahannisavitriya@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur intrinsik dalam cerpen Perjamuan Petang Bersama Keluarga Khong Guan karya Joko Pinurbo dengan menggunakan pendekatan objektif dan untuk mengetahui bagaimana implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen Perjamuan Petang Bersama Keluarga Khong Guan karya Joko Pinurbo. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat dari isi cerpen Perjamuan Petang Bersama Keluarga Khong Guan karya Joko Pinurbo. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan objektif yakni pendekatan yang menekankan pada segi intrinsik karya sastra. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh simpulan bahwa penelitian ini menemukan unsur intrinsik yang berupa tema tentang keluarga, sudut pandang orang pertama, alur campuran, latar tempat rumah keluarga Khong Guan, rumah masing-masing tamu dan aplikasi Meeting, tokoh yang terdiri dari, nyonya Khong Guan, tuan Khong Guan, Leo dan Pisces serta para tamu yang terdiri dari sahabat dan teman keluarga Khong Guan, penokohan dari seorang sosok nyonya Khong Guan adalah sosok wanita yang memiliki pendirian teguh, Tuan Khong Guan yang misterius, Leo dan Pisces yang polos dan jujur serta tamu undangan yang bersemangat, gaya bahasa berupa majas personifikasi dan amanat yakni tetaplah jaga keintiman dan kehangatan antar keluarga serta implementasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia yakni pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI di SMA.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3405PROMOSI WISATA BUDAYA CANDI MELALUI PUISI-PUISI KONTEMPORER INDONESIA2024-02-08T19:37:38+07:00Dian Hartatidian.hartati@fkip.unsika.ac.id Ahmad Abdul Karimkarim.fkip.unsika@gmail.com<p style="text-align: justify;">Pariwisata Indonesia semakin menarik minat warga dunia untuk datang berkunjung. Berbagai upaya promosi diperlukan untuk memacu lebih banyak wisatawan. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan promosi wisata budaya candi melalui puisi kontemporer Indonesia. Kajian puisi menggunakan pendekatan kualitatif interaktif dan ditopang dengan desain kajian sastra pariwisata serta teori promosi. Pendekatan dan desain kajian dimanfaatkan untuk mengeksplorasi peran penyair dalam mempromosikan wisata budaya candi dalam puisi kontemporer. Subjek penelitian dilakukan pada empat puisi kontemporer bertema candi karya penyair Indonesia, di antaranya: “Candi Air Borobudur” karya Sindu Putra, “Di Depan Prambanan” karya Kurniawan Junaedhie, “Dalam Adab, Dalam Budi” dan “Kusambut di Manjusrigha” karya Amir Machmud Ns. Teknik pengumpulan data menerapkan teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik studi literatur terhadap buku, majalah, artikel, dan bacaan yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang terkumpul diolah melalui beberapa tahapan, meliputi pemilihan data, pemaknaan data, serta simpulan berupa tafsir terhadap data-data terpilih. Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi kontemporer Indonesia mengandung narasi promosi yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata budaya candi. Beberapa destinasi wisata budaya candi yang tecermin dalam puisi kontemporer Indonesia, di antaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Pawon, Studio Manjusrigrha (Museum Pemugaran Candi Sewu). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata budaya candi dapat memberi inspirasi kepada penyair dalam proses kreatif, serta puisi berkontribusi dalam mempromosikan pariwisata candi</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3406NILAI MORAL DALAM NASKAH WAWACAN LAYANG CARIOS ABDULOH2024-02-07T14:46:35+07:00Ilham Faujiilhamfauji@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini membahas tentang wawacan sebagai karya sastra lama dengan genre puisi serta menambah wawasan pengetahuan publik. Isi naskah wawacan penuh dengan nilai-nilai luhur yang dapat diteladani serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilainilai moral yang terdapat dalam naskah wawacan "Layang Carios Abduloh". Metode yang digunakan untuk menganalisis yaitu metode deskriptif serta sumber data dalam penelitian ini yaitu wawacan "Layang Carios Abduloh" juga bukubuku dari sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka. Sedangkan dalam mengolah data menggunakan deskriptif-analitis. Dari hasil penelitian dapat diperoleh yaitu wawacan “Layang Carios Abduloh” merupakan wawacan yang terdapat di desa Sukahayu, tepatnya di kecamatan Cimaragas, kabupaten Ciamis dan didapat dari pemiliknya langsung, ditulis menggunakan aksara Arab Pegon dan berbahasa Sunda, wawacan tersebut mempunyai manggalasastra dan kolofon, dan isinya dari wawacan tersebut menceritakan sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw. Dalam hal tersebut. terbukti bahwa dalam teks wawacan "Layang Carios Abduloh" mengandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral yang dapat diterapkan serta dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya (1) moral manusia terhadap Tuhan; (2) moral manusia terhadap diri sendiri; (3) moral manusia terhadap manusia lainnya; (4) moral manusia terhadap alam; (5) moral manusia terhadap waktu; dan (6) moral manusia dalam mengejar kepuasan lahiriah dan bathiniah.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3407MAKNA KODE DALAM CERPEN DONGENG SEBELUM BERCINTA KARYA EKA KURNIAWAN SEBUAH TELAAH SEMIOTIKA ROLAND BARTHES2024-02-07T14:47:03+07:00Irsyad Thoriq Habibiirsyadth@gmail.com<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kode dan makna dalam cerpen <em>Dongeng Sebelum Bercinta</em> karya Eka Kurniawan melalui pendekatan semiotik Roland Barthes. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan, paragraf, atau dialog yang menggambarkan kode dalam cerpen <em>Dongeng Sebelum Menikah</em>. Analisis penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Data yang dikaji dalam penelitian berupa deskripsi data-data yang terkait makna kode hermeneutik, makna kode semik, makna kode <br>simbolik, makna kode proaretik, dan makna kode gnomik serta implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu, mengidentifikasikan kode, memberikan penafsiran terhadap kode-kode yang telah diklasifikasi, dan mendeskripsikan hasil analisis hingga mampu memberikan kesimpulan dari data yang diteliti Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kode hermeunetik yang muncul dalam cerpen berupa teka-teki yang timbul dari hasil pemikiran dan tindakan tokoh. Kode semik yang ada dalam cerpen berupa kisah<em> Alice’s Adventures in Wonderland</em> dihadirkan sebagai simbol atas kisah perjodohan yang dialami <br>perempuan. Kode proaretik pada cerpen ini adalah tindakan yang dilakukan tokohtokoh dalam menghadapi rasa frustasi. Kode gnomik yang dihadirkan dalam cerpen ini merupakan seubah kebudayaan yang sudah mengakar di masyarakat serta sebuah budaya baru yang muncul akibat pemberontakan terhadap budaya lama</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3408REPRESENTASI KONSEP KEMATIAN DALAM BUDAYA DAN AJARAN PADA NOVEL SIMPLE MIRACLES KARYA AYU UTAMI2024-02-07T14:47:43+07:00Nelita Indah Islaminelitaindahislami12@upi.eduRudi Adi Nugrohonelitaindahislami12@upi.eduFina Ainun Najibnelitaindahislami12@upi.edu<p style="text-align: justify;">Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mengetahui dan juga menganalisis perwujudan budaya Jawa dan ajaran Katolik serta titik temu dari keduanya dalam novel Simple Miracles karya Ayu Utami. Analisis data pada penelitian ini menggunanakan analisis data kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka berupa sumber data yaitu novel Simple Miracles karya Ayu Utami. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) makna mengenai kematian, arwah, dan doa pada novel Simple Miracles karya Ayu Utami; 2) wujud budaya Jawa mengenai konsep kematian pada novel Simple Miracles karya Ayu Utami, diantaranya Konsep mengenai paraning dumadi, nyekar, agamen, matangpuluh, Selasa Kliwon; 3) Wujud ajaran agama Katolik pada novel Simple Miracles karya Ayu Utami mengenai konsep kematian diantaranya, ritus pemakaman, dandanan jenazah, purgotari, sakramen, novena Jumat pertama, assumption; 4) korelasi antara budaya Jawa dan ajaran Katolik terkait konsep kematian pada novel Simple Miracles karya Ayu Utami menunjukkan proses akulturasi di mana elemen budaya Jawa cocok dimasukkan untuk mengganti ataupun menjelaskan unsur-unsur upacara ataupun doa-doa dalam ritus kematian yang ada pada ajaran agama Katolik.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3420TRANSFORMASI TEKS CERITA RAKYAT SASAKALA SITUGUNUNG KE DALAM BENTUK KOMIK DIGITAL SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA SISWA SMP2024-02-11T22:53:16+07:00Ridwanridwan@upi.eduAndoyo Sastromiharjoridwan@upi.eduS. Sumiyadiridwan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teks cerita Sasakala Situgunung ke dalam bentuk komik digital sebagai bahan ajar membaca untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Model pengembangan ADDIE yang dipilih oleh peneliti dengan beberapa alasan model ADDIE ini sesuai untuk Pengembangan penelitian yang sedang diteliti. Adapun tahapan penelitian penggembangan ADDIE, yaitu: 1) analysis, 2) Design, 3) Development, 4) implementation, 5) evaluation. Draf produk hasil penelitian ini diuji oleh dua orang ahli materi, satu orang ahli media, dan dua puluh lima siswa kelas VII SMPIT Adzkia Sukabumi. Validasi oleh ahli materi mendapatkan penilaian Sangat Baik. Hasil validasi oleh ahli media memeroleh penilaian Baik. Hasil uji keterbacaan oleh siswa dalam lingkup kecil di SMPIT Adzkia memeroleh penilaian Sangat Baik. Hasil uji keterbacaan oleh siswa pada uji kelompok besar di peroleh penialian Sangat Baik. ata tersebut dapat disimpulkan bahwa komik digital yang dikembangkan dari teks cerita rakyat Sasakala Situgunung Sangat baik/layak digunakan sebagai bahan ajar membaca pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3425ALIH WAHANA CERITA RAKYAT LA GALIGO KE DALAM BENTUK NOVEL LA GALIGO2024-02-11T22:52:52+07:00Fitrianafitriana871@upi.eduS. Sumiyadisumiyadi@upi.eduH. Halimahhalimah_81@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses alih wahana cerita rakyat La Galigo ke dalam bentuk Novel La Galigo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan teori alih wahana ekranisasi Sapardi Djoko Damono. Sumber data dalam penelitian diperoleh dari cerita rakyat La Galigo Jilid I menurut naskah NBG 188 dan Novel La Galigo karya Idwar Anwar. Data dalam penelitian berbentuk kutipan kalimat dari cerita rakyat La Galigo dan Novel La Galigo. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian berupa analisis data dokumentasi naskah dengan teknik baca kutip. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel La Galigo sebagai alih wahana untuk pelestarian cerita rakyat Sulawesi Selatan dalam proses alih wahananya telah mengalami 47 data penambahan unsur peristiwa cerita dan 4 data pengurangan unsur peristiwa dalam cerita. Sedangkan untuk nama tokoh dan latar dalam cerita masih tetap dipertahankan oleh penulis. Proses alih wahana bentuk novel La Galigo ini dilakukan agar minat Masyarakat khususnya remaja Sulawesi Selatan semakin meningkat untuk mengetahui cerita rakyat La Galigo sebagai warisan budaya Sulawesi Selatan karena telah dikemas dalam bentuk novel yang menggunakan dengan gaya tutur yang lebih ringan dan mengalir sehingga bahasanya lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami pembaca.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3427NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KUMPULAN CERITA ANAK ULIN DI MONUMÉN KARYA TETTI HODIJAH2024-02-07T14:49:01+07:00Ema Siti Muliawatiemasitimuliawati@upi.eduIkra Ridwanaikraridwana14@upi.eduShinta Andiniandinishinta@upi.edu<p style="text-align: justify;">Latar belakang dalam penelitian ini adalah untuk menyadarkan kembali masyarakat dalam mengapresiasi karya sastra yang mempunyai nilai-nilai hususnya nilai pendidikan karakter. Oleh karena itu, ada usaha yang bisa mengubah hal tersebut dengan cara memanfaatkan sastra anak, selaku bahan pembelajaran untuk anak yang memiliku umur kurang dari 12 tahun. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan struktur cerita dan nilai pendidikan karakter yang ada dalam kumpulan cerpen anak Ulin di Monumén karya Tetti Hodijah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Langkahlangkah dalam melakukan penelitian ini adalah mengumpulkan data dengan cara menelaah dari analisis studi Pustaka, serta mendeskripsikan struktur dan nilai pendidikan karakter. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita anak Ulin di Monumén karya Tetti Hodijah. Hasil dari penelitian ini terdapat adanya struktur cerita yang terdiri dari tema, fakta cerita (alur, karakter, latar), dan sarana sastra (judul, sudut pandang, gaya bahasa). Terdapat juga 17 nilai pendidikan karakter yang muncul dalam kumpulan cerita anak Ulin di Monumen di antaranya: 1) religius; 2) jujur; 3) toleransi; 4) disiplin; 5) kerja keras; 6) kreatif; 7) mandiri; 8) demokratis; 9) rasa ingin tahu; 10) semangat kebangsaan; 11) mencintai tanah air; 12) menghargai prestasi; 13) bersahabat/komunikatif; 14) cinta damai; 15) peduli lingkungan; 16) peduli sosial; dan 17) tanggung jawab</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3429MENYELISIK KEKUATAN IMAJIS PADA PUISI-PUISI SASTRAWAN INDONESIA DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI TINGKAT SMP2024-02-07T14:49:31+07:00Susi Setiorinisusisetiorini0409@gmail.com<p style="text-align: justify;">Artikel ini menghadirkan sepuluh puisi karya sastrawan besar Indonesia, lalu menyelisik kekuatan imajis yang terkandung di dalamnya dan relevansinya dalam konteks pembelajaran apresiasi sastra Indonesia di tingkat SMP. Melalui analisis mendalam terhadap karya-karya tersebut, artikel ini mengeksplorasi sepuluh puisi karya sastrawan besar Indonesia, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan imajis yang dimiliki oleh sepuluh puisi karya para sastrawan besar Indonesia, yaitu; Sapardi Djoko Damono, W.S. Rendra, Goenawan Mohamad, Chairil Anwar dan Amir Hamzah, dengan kaitannya terhadap pembelajaran apresiasi sastra pada pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia khususnya di tingkat SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan pada studi kepustakaan dan pendekatan ekokritis. Penelitian ini juga menyoroti kontribusi kekuatan imajis dalam membentuk pengalaman estetika peserta didik yang membaca puisi tersebut, lalu menggali potensi penggunaan karya sastra sebagai alat pembelajaran apresiasi sastra Indonesia di tingkat SMP. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan baru sekaitan dengan kekuatan imajis dalam perpuisian Indonesia yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan apresiasi sastra peserta didik di satuan pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tingkat SMP.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3430NILAI DIDAKTIS DALAM NASKAH SUNDA KUNA BUJANGGA MANIK DAN RELEVANSINYA DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA2024-02-11T22:52:18+07:00Muhammad Hilwan Faruqhilwanfaruq23@gmail.comS. Sumiyadisumiyadi@upi.eduRudi Adi Nugrohorudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Globalisasi telah menjadi arus yang tak terbendung. Bahkan, dianggap sebagai kesadaran, keinginan, atau rekayasa bahwa kita kini hidup dalam suatu dunia yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tradisi dan budaya menjadi salah satu aspek yang terdampak. Jika tidak disikapi dengan baik, hal ini dikhawatirkan dapat mengancam kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia. Dengan demikian, lahirlah penelitian dengan semangat untuk mengupas makna didaktis dalam naskah Sunda Kuna Bujangga Manik yang diambil relevansinya dengan Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Deskriptif kualitatif menjadi metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai didaktis yang terkandung di dalam naskah berupa, 1) nilai empati, 2) nilai kejujuran, 3) nilai kesejatian, 4) nilai hikmah (pelajaran berharga), 5) nilai kegigihan dan keuletan, 6) nilai toleransi, 7) nilai menghargai sesama, 8) nilai mengedepankan kebaikan dari keburukan, 9) nilai bahaya kejelekan, dan 10) nilai kualitas amal kebaikan. Nilai-nilai tersebut relevan dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3431SARANA-SARANA SASTRA CERITA RAKYAT SIMAR DAN ANAK DURHAKA DAN PERANANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI CERITA FANTASI2024-02-11T22:51:51+07:00Henni Julia Citra Sitorushennijulia@upi.eduS. Sumiyadisumiyadi@upi.eduRudi Adi Nugrohorudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Cerita rakyat adalah warisan budaya yang memainkan peran kunci dalam mempertahankan dan meneruskan tradisi serta nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Cerita rakyat mengikat orang dengan akar budaya mereka dan menafsirkan suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral. Terdapat pula nilai-nilai pendidikan yang berguna bagi pembelajaran bahasa Indonesia terkhusus pada materi cerita fantasi di kelas VII SMP. Problematika dalam menulis cerita fantasi salah satunya adalah menentukan tema ceritanya. Cerita rakyat simardan anak durhaka memiliki nilai-nilai pendidikan karakter serta sarana-sarana sastra yang dapat dijadikan acuan oleh siswa dalam menulis cerita fantasi. Cerita fantasi identik dengan unsur-unsur yang bersifat imajinatif dan seringkali menciptakan dunia atau situasi yang tidak ada dalam dunia nyata. Kesan antara cerita rakyat dan cerita fantasi sangat bertolak belakang dilihat dari unsur-unsurnya. Namun, dari perbedaan unsur terdapat irisan antara keduanya yaitu nilai-nilai dan simbolisme yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menganalisis referensi dengan pokok pikiran yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dan sarana sastra dalam cerita rakyat dapat menjadi referensi pengembangan menulis cerita fantasi oleh siswa yaitu nilai religius, jujur, pekerja keras, berani, mandiri, rasa ingin tahu serta simbolisme geografi yang menampilkan tradisi dan budaya.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3432ANALISIS EKOLOGI SASTRA DALAM ANTOLOGI PUISI HUJAN BULAN JUNI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-05-26T15:46:32+07:00Irsyad Thoriq Habibiirsyadth@gmail.comHalimah Halimahhalimah_81@upi.eduRudi Adi Nugrohorudiadinugroho@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ekologi sastra pada puisi-puisi yang terdapat pada kumpulan puisi <em>Hujan Bulan Juni</em> karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini berfokus pada, 1) hubungan alam dengan manusia pada puisi-puisi dalam kumpulan puisi <em>Hujan Bulan Juni</em>, dan 2) implementasi ekologi sastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Ekokritis Greg Garrard. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca catat. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan, larik, atau bait yang mengandung unsur ekologi sastra yang relevan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Sumber <br>Penelitian ini adalah buku kumpulan puisi <em>Hujan Bulan Juni</em> karya Sapardi Djoko Damono (Damono, 2013). Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu, mengumpulkan kutipan puisi, memberikan penafsiran dari data yang diperoleh, dan mendeskripsikan hasil analisis hingga mampu memberikan kesimpulan dari data yang diteliti. Pada penilitian ini, terdapat 4 puisi yang menjadi sumber data utama untuk diteliti. Keempat puisi tersebut menggambarkan rasa manusia tentang rindu, amarah, kebahagiaan, serta kesedihan yang dianalogikan oleh alam. Relevansi ekologi sastra dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan sudut pandang yang berbeda kepada siswa dalah hal cipta puisi. Ekologi sastra mampu memberikan pemahaman yang lebih luas kepada siswa terkait relevansi alam dengan karya sastra.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3433MAKNA UNGKAPAN TABU DALAM FILM BERGENRE KOMEDI PRODUKSI INDONESIA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-02-07T14:52:18+07:00Nunung Sitaresminunungsitaresmi@upi.eduLilis Siti Sulistyaningsihlilissulistyaningsih@upi.eduAnanda Julia YasminAnandajy@upi.eduElvi Zurvianaelvizurviana1@upi.eduIntan Satia Hotimahintansatia31@upi.edu<p style="text-align: justify;">Saat ini, penggunaan ungkapan tabu pada film remaja bergenre komedi produksi Indonesia telah banyak muncul. Hal tersebut menjadi sebuah fenomena yang telah dianggap normal ketika para tokoh film mengucapkan kata-kata kasar. Fenomena tersebut berdampak pada remaja Indonesia karena film menjadi salah satu media komunikasi massa yang sangat dekat dengan remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara semantik ungkapan tabu yang terdapat pada genre film favorit remaja produksi Indonesia, yaitu genre komedi. Aspek yang dianalisis pada penelitian, yaitu jenis makna denotatif dan konotatif dalam dialog antartokoh. Metode penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Data penelitian berupa data dari dialog antartokoh pada film remaja bergenre komedi yang dikumpulkan dengan cara diunduh, dicatat, disimak untuk mengumpulkan data-data ungkapan tabu pada dialog antartokoh pada film remaja bergenre komedi. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan ungkapan tabu pada film remaja bergenre komedi produksi Indonesia memiliki makna denotatif dan makna konotatif serta implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menumbuhkan pembentukan karakter yang baik atau karakter positif pada remaja, yaitu dapat menjadi semangat untuk memperbaiki diri dalam berbahasa dan dapat digunakan sebagai rujukan bahan ajar pembelajaran kebahasaan denotatif dan konotatif dengan menggunakan media film.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3434EKSISTENSIALISME DALAM CERPEN BH KARYA EMHA AINUN NADJIB DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA2024-02-07T14:52:45+07:00Roy Raja Sukmanta Melialaroyrajasukmanta@gmail.com<p style="text-align: justify;">Kesadaran manusia akan dirinya sendiri menjadi landasan eksistensi sebagai manusia dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini memaparkan konsep eksistensialisme dalam cerpen berjudul BH karya Emha Ainun Nadjib dan implementasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori eksistensialisme Jean-Paul Sartre dengan menggambarkan kedudukan manusia sebagaimana kesadaran dirinya sendiri. Pendekatan yang digunakan metode naratologi Gerald Genette dengan menggunakan tiga istilah yaitu cerita (story), naratif (narrative), dan menceritakan (narrating). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menemukan berdasarkan urutan waktu Niken Lestari yakni Subodro. Manusia itu eksis (yaitu ada atau hadir), kemudian menjumpai dirinya (sadar akan dirinya), dan muncul mendefinisikan dirinya sendiri. Dalam hal ini Subodro (laki-laki) menyadari keberadaannya melalui pengalaman yang telah dialami dan dapat menentukan jati dirinya. Perubahan identitas menjadi Niken Lestari dalam masyarakat dengan sadar akan dirinya. Asas eksistensialisme Sartre disebut juga sebagai subjektivitas manusia yang berbeda dengan benda lain seperti batu atau meja. Kesadaran Subodro menyadari dirinya sendiri sebagai subjek yang menjadi pencipta bagi dirinya sendiri. Hal ini berarti Subodro harus bertanggung jawab terhadap apa yang dipilihnya agar dirinya sendiri mengada. Yang dimaksud bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan bertanggung jawab untuk tidak melanggar subjektivitas manusia lainnya. simpulan, tokoh Aku dan Niken memiliki tanggung jawab atas esensi yang dipilih dalam menjalani kehidupan. Implementasi dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia meningkatkan apresiasi terhadap sastra dilakukan melalui mendengarkan, menyimak, membaca, dan melisankan karya sastra</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3440KONSTRUKSI ALUR CERITA BERLATAR PANDEMI COVID-19 DALAM MACAN: CERPEN PILIHAN KOMPAS 2020 SEBAGAI MATERI AJAR DI SEKOLAH MENENGAH2024-02-11T22:51:21+07:00Sri Ulina Br Sembiringuulsembiring@upi.eduS. Sumiyadisumiyadi@upi.eduH. Halimahhalimah_81@upi.edu<p style="text-align: justify;">Pandemi Covid-19 menyisakan kisah dan hikmah dalam berbagai sektor, seperti ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Secara khusus, pandemi juga mewarnai cerpen yang dimuat dalam media massa sebagai bentuk representasi kondisi yang sedang dialami masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan alur dan pengaluran cerita berlatar Covid-19 dan implementasinya sebagai materi ajar di sekolah menengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitik. Data berupa dua naskah cerpen yang bersumber dari kumpulan cerpen Macan: Cerpen Pilihan Kompas 2020, yakni Sendiri-sendiri karya Okky Madasari dan Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra karya Sasti Gotama. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa alur dan pengaluran cerpen dengan latar Covid-19 secara umum memuat alur campuran, yakni disajikan dengan alur progresif dan regresif. Selain itu, alur yang menonjol adalah alur peruntungan, alur tokohan, dan alur pemikiran yang memuat berbagai gejolak jiwa dalam diri tokoh. Hasil analisis alur dan pengaluran tersebut dapat dijadikan sebagai materi ajar cerpen di SMP dan SMA meliputi: 1) diskusi tema, 2) analisis karakter, 3) pemahaman konteks, 4) penulisan kreatif, 5) empati dan kesadaran sosial, 6) penulisan kreatif, dan 7) peningkatan kesadaran publik yang berkaitan dengan situasi pandemi Covid-19. Kata kunci: alur, cerpen, materi ajar, media massa, pandemi Covid-19.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3441KONFLIK ACEH DALAM DUA CERPEN INDONESIA MODERN DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI INFOGRAFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-02-12T11:51:34+07:00Syifa Ul Qalbisyifaqalbi57@gmail.com<p style="text-align: justify;">Tujuan penelitian ini untuk mengkaji bagaimana narasi konflik Aceh dalam cerpen Jaring-Jaring Merah karya Helvy Tiana Rosa dan cerpen Cemong karya Ida Fitri dan bagaimana desain produk bahan ajar infografik bertema konflik Aceh untuk mengembangkan kemampuan membaca cerpen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sumber data primer yang digunakan adalah cerpen Jaring-Jaring Merah karya Helvy Tiana Rosa dan Cemong karya Ida Fitri. Teknik pengumpulan data simak-catat dan analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi. Adapun dalam metodologi pemanfaatan infografik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti hanya melakukan dua tahap awal dari empat tahap siklus penelitian dan pengembangan pendidikan, yaitu studi pendahuluan dan desain produk berdasarkan studi pendahuluan. Teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada dua puluh siswa SMA. Instrumen pengumpulan data yang diterapkan adalah kuesioner yang terdiri dari sepuluh pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan bentuk dan konten dari infografik cerpen yang berfokus pada konflik Aceh. Proses analisis data melibatkan hasil respons dari kuesioner dan tahap penyusunan model infografik cerpen dengan tema konflik Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi konflik Aceh dalam cerpen-cerpen tersebut merupakan peristiwa yang penuh dengan pelanggaran hak asasi sebagai manusia, seperti pemerkosaan, pembunuhan dan penculikan. Peristiwa ini membuat masyarakat sipil tidak mendapati rasa aman, kehilangan keluarga bahkan mengalami gangguan kejiwaan. Adapun dalam analisis studi pendahuluan, terungkap bahwa 94% dari responden menyetujui penggunaan infografik cerpen dengan tema konflik Aceh sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca sastra. Informasi yang diperoleh dari kuesioner dan prinsipprinsip desain infografik kemudian diaplikasikan dalam pembuatan infografik dengan tema konflik Aceh.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3442SASTRA ANAK SARANA PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA BERBASIS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK2024-02-11T22:54:19+07:00Wini Iga Munggaranimunggarani@upi.eduYulianetayaneta@upi.eduH. Halimahhalimah_81@upi.edu<p style="text-align: justify;">Sastra anak adalah jenis karya sastra yang dirancang khusus untuk anak-anak. Berfokus pada kecocokan kontennya dengan pemahaman dan pengalaman anak, sastra anak memiliki nilai yang signifikan dalam mendukung perkembangan anak, yaitu nilai-nilai pribadi dan pendidikan. Oleh karena itu, sastra anak dapat digunakan sebagai sarana untuk mendukung Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang merupakan komponen penting dalam pendidikan karakter di Indonesia berdasarkan kurikulum merdeka. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam sastra anak yang sejalan dengan teori psikologi perkembangan pendidikan anak, dan menyusun sebuah buku pengayaan pengetahuan berbasis psikologi perkembangan pendidikan anak. Guna mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif yang fokus utamanya tertuju pada isi pesan dalam sebuah karya sastra. Temuan-temuan yang dihasilkan melalui analisis ini di antaranya (1) terdapat seluruh nilai Profil PelajarPancasila yang ditemukan dalam sastra anak melalui analisis psikologi perkembangan pendidikan anak; (2) teori psikologi perkembangan pendidikan anak relevan dengan nilai Profil Pelajar Pancasila sebab sudut pandang kedua hasil analisis tersebut memenuhi nilai kontribusi sastra anak dalam perkembangan anak; (3) buku pengayaan pengetahuan telah disusun dengan memanfaatkan hasil analisis sastra anak tersebut sebagai sarana pengamalan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Melalui penelitian ini ditemukan bahwa sastra anak hadir sebagai hiburan dan media pendukung Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berjalan sejajar dengan psikologi perkembangan pendidikan anak.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3426KATEGORI TRADISI LISAN2024-02-07T07:10:39+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional XVII</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3393KEARIFAN LOKAL KAMPUNG ADAT KUTA SEBAGAI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN CIAMIS2024-02-07T09:25:03+07:00Hendry Sugarahendrysugara.unindra@gmail.com<p style="text-align: justify;">Kampung Adat Kuta merupakan salah satu kampung adat yang masih memegang teguh adat istiadat leluhurnya hingga saat ini, namun hal tersebut tidak menjadikannya dikenal secara luas. Akses perjalanan yang sulit menuju ke sana, ditambah dengan tidak adanya transportasi umum untuk menjangkaunya, sehingga membuat Kampung Adat Kuta hanya dikenal oleh orang-orang tertentu yang memiliki kepentingan saja untuk mengunjunginya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengangkat potensi lokal Kampung Adat Kuta sebagai Desa Wisata yang dapat dikenal lebih luas terutama oleh generasi muda, agar dapat belajar dari kearifan lokal masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara mereduksi data, menampilkan data, dan memverifikasi data. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga kategori kearifan lokal di dalam masyarakat adat Kampung Kuta yaitu, acara adat, tradisi masyarakat, dan mitos yang dapat dijadikan potensi lokal desa wisata. Dengan dijadikannya Kampung Adat Kuta sebagai Desa Wisata maka akan banyak dampak positif dari hal tersebut, misalnya menjadi salah satu upaya pelestarian budaya leluhur, mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal untuk pendidikan karakter generasi muda, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan menambah pemasukan daerah.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3394NILAI KARAKTER DALAM WAWACAN JAYA PURNAMA2024-02-07T09:25:29+07:00Riyandiriyandi96@upi.eduTedi Permaditedipermadi@upi.edu<p style="text-align: justify;">Wawacan merupakan naskah warisan budaya nusantara yang harus dilestarikan. Bentuk pelestarian tersebut bukan hanya secara fisik, akan tetapi dapat juga dengan mengelaborasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Penelitian yang berkaitan dengan analisis nilai dalam naskah penting untuk dilakukan, hal ini dapat menjadi upaya dalam penguatan kembali nilai-nilai karakter bangsa. Artikel ini berjudul “Nilai Karakter dalam Wawacan Jaya Purnama”. Analisis dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai karakter pada teks Wawacan Jaya Purnama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku hasil transliterasi dari manuskrip yang diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 2010. Teknik studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari buku utama sebagai objek kajian penelitian, serta sumber lainnya berupa buku maupun karya ilmiah sebagai sumber referensi yang mendukung penelitian. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan teknik simak dan catat, penulis menyimak serta membaca naskah Wawacan Jaya Purnama, mencatat struktur pembangun, menganalisis, dan mendeksripsikannya secara rinci. Data dalam penelitian ini berupa kutipan- kutipan naskah wawacan yang mengandung nilai karakter. Nilai karakter yang terkandung dalam Wawacan Jaya Purnama diantaranya adalah, jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, kedisiplinan, Musyawarah, semangat kebangsaan, kasih sayang, mengahargai, religious, peduli sosial, cinta tanah air, dan rasa ingin tahu.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3395NILAI TUNJUK AJAR MELAYU DAN TRADISI BALIMAU KASAI DALAM CERITA RAKYAT LUBUK BENDAHARA2024-02-07T09:25:56+07:00Tika Afrillatikaafrilla@upi.eduRudi Adi NugrohoRudiadinugroho@upi.eduTedi Permaditedipermadi@upi.edu<p style="text-align: justify;">Artikel ini bertujuan untuk mengetahui nilai tunjuk ajar Melayu yang terkandung dalam cerita rakyat Lubuk Bendahara yang dapat dijadikan salah satu alternatif penguatan nilai bagi peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dengan teknik baca dan catat menggunakan studi kepustakaan. Metode analisis data dengan pendekatan pragmatik yang menitikberatkan kajian terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami serta menghayati karya sastra, pendekatan ini digunakan untuk menganalisis nilai-nilai tunjuk ajar Melayu dalam Cerita rakyat Lubuk Bendahara. Oleh sebab itu teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menemukan tujuh nilai tunjuk ajar Melayu, tiga di antaranya sesuai dengan tunjuk ajar Melayu yaitu adanya nilai kasih sayang, kerja keras, rajin dan tekun, serta gotong royong yang terdapat pada beberapa tokoh, Hal ini dapat dijadikan landasan dalam berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Kemudian empat watak tokoh yang bertentangan dengan tunjuk ajar Melayu yakni: ikhlas dan rela berkorban, rasa tanggung jawab, memanfaatkan waktu, serta sifat amanah yang tidak tercermin pada beberapa tokoh sehingga dapat dijadikan pengajaran bagi pembaca maupun peserta didik. Cerita rakyat Lubuk Bendahara ini mengandung tradisi “Balimau Kasai” yang merupakan tradisi yang dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadan.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3396REVITALISASI LEGENDA DANAU DENDAM TAK SUDAH MELALUI KOMIK2024-02-07T09:26:18+07:00Fariz Ardhi TarenzaFariz20029@gmail.comDiana Yustita Saridianayustita60@gmail.comMutiara Putri Nurdah RiantiMutiaraputri20037@gmail.comEli Rustinarelirustinar@umb.ac.idHasmi Suyuthihasmisuyuthi@umb.ac.od<p style="text-align: justify;">Tujuan penelitian adalah dari sebuah legenda Danau Dendam Tak Sudah dengan melalui media teknologi dapat menjadi salah satu usaha revitalisasi budaya daerah yang ada di Bengkulu melalui pembuatan komik. Alasan mengapa penulis memilih komik adalah usia muda pada umumnya akan tertarik pada karya yang diperkenalkan dalam berbagai struktur, gambar, watak, peran, kelucuan yang dihadirkan dalam beberapa episode komik. Maanfaat penelitian adalah dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca bahwa sebuah karya sastra dalam hal ini legenda dapat menjadi sebuah komik sebagai sebuah revitalisasi melalui literasi digital. Metode adalah sesuatu proses atau cara mengungkapkan sebuah kebenaran atau kenyataan secara sistematis dan objektif melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan proses dan makna legenda pada komik lebih terperinci melalui kata-kata yang menonjol dan sistematis dari berbagai peran tokoh. Proses pembuatan komik dari legenda adalah: (1) membuat Script. (2) membuat Storyboard, (3) membuat ilustrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya sastra daerah dapat dijadikan salah satu bahan untuk revitalisasi budaya daerah dan dapat dijadikan sebagai sebuah bahan literasi digital saat ini.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3428KATEGORI BIPA2024-02-07T07:11:01+07:00Adminanandasiti03@gmail.com<p>Prosiding Seminar Daring Internasional XVII</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3398EFEKTIVITAS TEKNIK SHADOWING DALAM BAHASA ASING SERTA KORELASINYA PADA KETERAMPILAN PELAFALAN DALAM PEMBELAJARAN BIPA2024-02-07T09:29:04+07:00Nanda Gultomnandagultom@upi.eduYeti Mulyatiyetimulyati@upi.eduHalimahnandagultom@upi.edu<p style="text-align: justify;">Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) memegang peran penting dalam era globalisasi saat ini. Kemampuan berbicara yang baik dalam bahasa asing menjadi elemen kunci dalam mencapai komunikasi yang efektif. Teknik Shadowing adalah metode pembelajaran yang semakin banyak digunakan dalam meningkatkan kemampuan pelafalan dalam berbagai bahasa asing. Artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian pustaka dengan tujuan menunjukkan bahwa teknik Shadowing telah banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa asing dan efektif, serta menjelaskan korelasi yang erat antara penggunaan teknik Shadowing dan keterampilan pelafalan dalam konteks pembelajaran BIPA. Studi ini menggunakan metode kajian pustaka untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan dari literatur ilmiah yang ada. Penelitian ini fokus pada eksplorasi literatur terkait teknik Shadowing dalam pembelajaran bahasa asing dan pengaruhnya terhadap keterampilan pelafalan dalam konteks BIPA. Hasil kajian pustaka menunjukkan bahwa teknik Shadowing telah banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa asing dan terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pelafalan pemelajar. Metode ini memungkinkan peserta untuk mengikuti dan meniru pelafalan penutur asli dengan cermat. Penggunaan teknik Shadowing dalam pembelajaran BIPA dapat menghasilkan keterampilan pelafalan yang lebih baik dan lebih alami. Semakin sering peserta melatih teknik Shadowing, semakin baik pelafalan mereka. Oleh karena itu, teknik Shadowing memiliki potensi besar untuk menjadi alat yang efektif dalam pembelajaran BIPA, khususnya dalam meningkatkan kemampuan pelafalan. Artikel ini mengonfirmasi pentingnya penggunaan teknik Shadowing dalam pembelajaran BIPA dan mengusulkan untuk melibatkannya dalam program-program pembelajaran BIPA. Studi kajian pustaka ini juga menawarkan landasan bagi penelitian lebih lanjut tentang penerapan teknik Shadowing dalam konteks pembelajaran bahasa asing lainnya.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3399URGENSI DAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN 2024-02-07T09:30:35+07:00Salis Hilda Yoviyanisalishilda@upi.eduYaya Sunaryasalishilda@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini mengulas dengan lebih mendalam mengenai kepentingan dan pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), sejalan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) BIPA yang diamanatkan oleh Permendikbud Nomor 27 Tahun 2017. Bagi mereka yang belajar BIPA, keahlian berbahasa saja tidaklah mencukupi; mereka juga perlu mengembangkan sikap positif terhadap bahasa dan kebudayaan Indonesia. Keanekaragaman kontekstual menjadi salah satu faktor mengapa pendidikan karakter dalam konteks BIPA sangat krusial, mengingat peserta didik BIPA berasal dari berbagai negara dengan budaya, bahasa, dan latar belakang yang beragam. Dalam menghadapi keragaman ini, pemahaman nilai-nilai pendidikan karakter membantu peserta didik BIPA untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya, serta beradaptasi dengan lingkungan baru secara lebih efektif. Penelitian ini menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data bersama beberapa guru BIPA. Temuan penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam SKL BIPA, sesuai dengan Permendikbud Nomor 27 Tahun 2017, melibatkan aspek-aspek berikut: 1) nilai ketuhanan; 2) nilai moral dan kesantunan; 3) nilai perdamaian dan persatuan; 4) nilai kerjasama; 5) nilai toleransi; 6) nilai menaati hukum dan mengutamakan kepentingan umum; 7) nilai tanggung jawab. Dalam proses pembelajaran BIPA, pendidikan karakter bukan hanya menjadi pelengkap, tetapi juga memegang peran krusial. Diharapkan melalui penerapan nilai-nilai pendidikan karakter ini, peserta didik BIPA dapat mengembangkan tidak hanya keterampilan berbahasa yang memadai, tetapi juga membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan sosial yang positif.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3443MODEL PRESENT, PRACTICE, DAN PRODUCE (PPP) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BIPA 32024-02-07T09:32:02+07:00Ananda Siti Khoirunnisaanandasiti.k@upi.eduVismaia S. Damaiantianandasiti.k@upi.eduIsah Cahyanianandasiti.k@upi.edu<p style="text-align: justify;">Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menempati posisi sebagai pembelajaran bahasa asing bagi pemelajarnya. Pembelajaran keterampilan produktif bahasa asing seperti halnya berbicara perlu memberikan ruang bagi pemelajar untuk menelaah konteks secara utuh. Hal ini akan membantu pemelajar untuk mencapai tujuan keterampilan berbicara dalam bahasa target yakni bahasa Indonesia. Model Present, Practice, dan Produce (PPP) memiliki sintak pembelajaran yang dapat menguatkan proses penelaahan konteks sebelum memproduksi bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran berbicara BIPA 3 dengan menggunakan model PPP. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian didapat dari observasi, dokumentasi dan penilaian proses pembelajaran berbicara BIPA 3. Subjek penelitian ini adalah 6 pemelajar yang sedang mempelajari bahasa Indonesia pada jenjang BIPA 3. Peneliti memaparkan temuan-temuan data dan melakukan triangulasi teori untuk menguatkan hasil temuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan nilai yang signifikan dari tes awal dan tes akhir pemelajar BIPA 3. Pemelajar dapat mengembangkan ide lebih luas dan kreatif setelah mengikuti pembelajaran berbicara dengan model PPP. Pemelajar BIPA 3 ini juga dapat berbicara dengan jelas dan lugas terkait topik yang diminta. Dengan demikian, model PPP dapat dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara BIPA 3. Lebih lanjut, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengajar BIPA sebagai referensi awal terkait pembelajaran berbicara BIPA 3 menggunakan model Present, Practice, dan Produce (PPP).</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3400EKSPLORASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DI KELAS BIPA: TINJAUAN LITERATUR SISTEMATIS2024-02-07T09:29:49+07:00Riska Mulyaniriskamulyani452@gmail.comKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penelitian ini adalah tinjauan literatur sistematis yang bertujuan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Penelitianpenelitian sebelumnya telah menawarkan berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran BIPA. Namun, penelitian-penelitian tersebut terbatas pada efektivitas penggunaan satu media dalam pembelajaran keterampilan berbicara di kelas BIPA. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan meyajikan tinjauan literatur sistematis terhadap penelitian terdahulu yang membahas media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara pemelajar BIPA. Dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi, penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis temuan dari 15 arikel penelitian terkait yang telah dilakukan 5 tahun terakhir (2018—2023) yang berasal dari google scholar dan scopus. Hasil riset ini berusaha memberikan pemahaman mendalam tentang penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran keterampilan berbicara di kelas BIPA, serta dapat berkontribusi pada pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif dan memberikan panduan bagi pengajar BIPA. Riset ini diharapkan dapat memotivasi penelitian lebih lanjut dalam bidang ini dan membantu mengisi kesenjangan pengetahuan dalam literatur terkait media pembelajaran dan keterampilan berbicara di kelas BIPA.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3401PENGGUNAAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENGINTEGRASIKAN UNSUR KEARIFAN LOKAL INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) DI AUSTRALIA2024-02-07T09:30:13+07:00Eka Rahmat Fauzyekarahmatfauzy@upi.eduKhaerudin Kurniawankhaerudinkurniawan@upi.eduAndoyo Sastromiharjoandoyo@upi.eduMahira Mujahidamahira.student@upi.eduSiti Rahmah Yulfianiyulfi@upi.edu<p style="text-align: justify;">Saat ini terjadi penurunan drastis jumlah pemelajar bahasa Indonesia di Australia. Beberapa kajian telah dilakukan dan selanjutnya diketahui bahwa salah satu penyebabnya terkait dengan ketersediaan dan kualitas guru bahasa Indonesia di Australia. Seperti yang disampaikan oleh beberapa pakar dan pegiat pembelajaran bahasa Indonesia di Australia, kondisi tersebut menuntut, salah satunya, akan adanya kegiatan peningkatan kompetensi para pengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia, baik dari segi keterampilan berbahasa mereka, metode pembelajaran yang dilakukan, maupun wawasan ke-Indonesiaan yang mereka ketahui. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pendekatan komunikatif yang populer digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk dalam konteks BIPA, dapat digunakan oleh para pengajar tersebut, khususnya dengan mengintegrasikan unsur kearifan lokal Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui teknik observasi, survei, dan wawancara yang melibatkan sejumlah guru bahasa Indonesia di beberapa sekolah di Australia, khususnya di wilayah Australian Capital Territory (ACT), Canberra, Australia. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada awalnya para guru masih memiliki keterbatasan wawasan tentang unsur kearifan lokal Indonesia dan strategi penyampaiannya dalam kegiatan pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi, para guru memberikan tanggapan yang positif bahwa mereka dapat mengasah kembali keterampilan berbahasa Indonesia mereka dan keterampilan mengajarkannya, serta dapat mengintegrasikan wawasan kearifan lokal Indonesia melalui pendekatan komunikatif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA).</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3402METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING WILAYAH JAWA BARAT2024-02-07T09:31:00+07:00Lilis Siti Sulistyaningsihlilissulistya161260@gmail.comNunung Sitaresminunungsitaresmi@upi.eduIda Widiaidawidia@upi.eduHana Lutfiahhanalutfi127@upi.eduRindy Tsania Thayyibarindy.tsania@gmail.comTiara Adinda Sulaemantiaraadinda08@upi.edu<p style="text-align: justify;">Penggalakan kegiatan pengajaran BIPA sebagai salah satu tahapan tujuan Internasionalisasi bahasa Indonesia mengakibatkan beberapa permasalahan. Permasalahan itu adalah pengenalan BIPA sebagai softskill dan kebutuhan para pengajar BIPA profesional yang semakin meningkat tidak diseimbangi oleh kualitas para pengajar BIPA yang tersedia. Menjawab permasalahan itu, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (Prodi Diksatrasia FPBS UPI) merasa terpanggil untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan lokakarya tambahan sebagai bekal para pengajar atau calon pengajar BIPA. Kegiatan pelatihan dan lokakarya BIPA ini dapat menjadi wahana untuk memfasilitasi calon pengajar, para pengajar, dan pegiat yang ingin meningkatkan pemahaman dan kepekaan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dalam memilih metodologi pengajaran bahasa, memahami ihwal ke-BIPA-an, memanfaatkan media, memilih konten materi BIPA yang sesuai, penggunaan bahan ajar BIPA, dan mengevaluasi pengajaran bahasa. Visi BIPA yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni bertujuan untuk pemberdayaan pengajar dan pembelajaran melalui pengajaran yang berkelanjutan, terstruktur, dan sistematik dalam pengembangan secara profesional. Kegiatan pengabdian ini menggunakan ceramah, diskusi, pemodelan, dan microteaching sebagai pendekatan yang komprehensif untuk mendukung pemahaman dan pengembangkan kemampuan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dibagi menjadi tahap persiapan; tahap pelaksanaan; dan tahap evaluasi dengan upaya untuk terus memperbaiki dan mengembangkan program pelatihan dan lokakarya metodologi pengajaran BIPA. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia dan meningkatkan kualitas pengajaran BIPA di wilayah Jawa Barat serta dapat menjadi contoh positif untuk program serupa di tempat lain.</p>2024-02-05T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3444RESPONS PEMELAJAR BIPA PERWIRA MANCANEGARA TERHADAP PEMBELAJARAN KATA BILANGAN DENGAN METODE LANGSUNG DI PUSDIKLAT BADIKLAT BAHASA KEMHAN2024-02-07T09:33:20+07:00Hazhiyah Fildzah Nurramdhanhazhiyahfn@upi.eduAgus Setiadihazhiyahfn@upi.eduSuci Sundusiahhazhiyahfn@upi.eduNuny Sulistiany Idrishazhiyahfn@upi.eduDiah Latifahhazhiyahfn@upi.eduYulianetahazhiyahfn@upi.edu<p style="text-align: justify;">Dalam artikel ini dilakukan penelitian terhadap pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing yang merupakan perwira mancanegara. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi respons mereka terhadap pembelajaran kata bilangan dengan metode langsung di Pusdiklat Badiklat Bahasa Kemhan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Dengan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana respons perwira mancanegara selama mengikuti pembelajaran? Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemelajar BIPA perwira mancanegara memberikan respons yang positif terhadap pembelajaran kata bilangan dengan metode langsung. Pemelajar BIPA perwira mancanegara menunjukkan tingkat minat dan motivasi yang tinggi dalam pembelajaran kata bilangan dengan metode langsung. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan metode pembelajaran bahasa bagi pemelajar BIPA khususnya untuk mengembangkan ketertarikan dan motivasi yang tinggi dalam mempelajari kata bilangan dengan metode langsung. Dalam penelitian ini, berbagai faktor yang mempengaruhi respons pemelajar BIPA perwira mancanegara terhadap pembelajaran kata bilangan dengan metode langsung juga dianalisis, seperti rencana pelaksanaan pembelajarannya, implementasinya, hingga evaluasinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode langsung efektif dalam meningkatkan kemampuan pemelajar BIPA perwira dalam memahami dan menggunakan kata bilangan dalam bahasa Indonesia.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasahttp://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3445METODE MINGLE DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA BIPA 22024-02-07T09:34:14+07:00Ananda Siti Khoirunnisaanandasiti.k@upi.edu Salma Hanifah Yusrizalanandasiti.k@upi.edu<p style="text-align: justify;">Keterampilan berbicara sangat diperlukan bagi pemelajar BIPA supaya dapat berinteraksi dalam bahasa Indonesia dengan baik. Salah satu fokus utama dalam capaian keterampilan berbicara BIPA 2 adalah mampu mengomunikasikan kebutuhan sehari-hari dan rutin bagi pemelajar yang berkaitan langsung dengan konteks percakapan sehari-hari. Pembelajaran berbicara BIPA 2 tentu harus melibatkan komunikasi dua arah dalam bahasa Indonesia. Praktik berbicara di kelas perlu memberi kesempatan bagi pemelajar untuk berbicara secara produktif. Salah satu metode pembelajaran berbicara yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut adalah metode <em>mingle</em>. Metode ini memiliki beberapa jenis kegiatan yang dapat melibatkan pemelajar secara langsung berbicara dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa target. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran berbicara menggunakan metode <em>mingle</em>. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 20 mahasiswa Philippines Normal University (PNU) yang mengambil mata kuliah <em>Foreign Language</em> 2 dengan pilihan bahasa Indonesia. Proses pembelajaran dilakukan penuh secara daring melalui platform <em>Zoom</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kenaikan nilai ratarata tes awal dan akhir pemelajar. Pada periode September – Desember 2022 nilai ratarata tes awal 77,4 menjadi 85,2 pada tes akhir. Pada periode Mei – Agustus 2023 juga terjadi peningkatan nilai rata-rata dengan tes awal 79 menjadi 86 pada tes akhir. Metode ini dapat meningkatkan kesempatan bagi pemelajar untuk berbicara dengan temannya menggunakan bahasa Indonesia meskipun dalam pembelajaran di kelas besar. Oleh karena itu, metode <em>mingle</em> efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara BIPA 2. Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi pengajar BIPA ke depannya dalam pembelajaran keterampilan berbicara.</p>2024-02-06T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Seminar Internasional Riksa Bahasa