STRATEGI DALAM DEBAT CALON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019
Abstract
Bagi calon pemilih yang belum menetapkan pilihannya karena belum tahu persis tentang calon yang sedang berkompetisi, kampanye menjadi media yang efektif untuk mengetahui calon. Itulah sebabnya, calon peserta pemilihan umum memanfaatkan kampanye dengan maksimal untuk dapat menarik perhatian calon pemilih. Dalam konteks ini, bahasa didayagunakan secara maksimal. Namun, untuk meyakinkan calon pemilih, kandidat juga harus menyajikan logika berpikir yang baik sehingga pemikirannya dapat diterima orang lain dan orang lain tersebut terpengaruh untuk memilihnya. Kemampuan mempresentasikan hasil pemikiran dalam debat antara lain ditandai oleh adanya argumen-argumen yang dapat dipertahankan kelurusan serta kebenarannya. argumen-argumen tersebut diwujudkan dalam bahasa. Penelitian ini mengaji strategi penalaran dalam debat politik calon Presiden RI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan calon Presiden RI dalam debat adalah (1) strategi penalaran, dan (2) strategi debat. Strategi penalaran yang digunakan meliputi strategi (a) afirmatif, dan (b) strategi negatif; sedangkan strategi debat yang digunakan meliputi (a) strategi menyerang, dan (b) strategi bertahan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari segi strategi debat, Jokowi lebih banyak menggunakan strategi bertahan, sedangkan Prabowo lebih banyak menggunakan strategi menyerang. Strategi bertahan yang digunakan Jokowi diwujudkan dalam bentuk pemaparan prestasi/pengalaman, sedangkan strategi menyerang yang digunakan Prabowo diwujudkan dalam bentuk penolakan terhadap capaian Jokowi.