PENGEMBANGAN SIKAP KRITIS SISWA DALAM KEGIATAN BERLITERASI DI SEKOLAH
Abstract
Pembelajaran bahasa mempunyai peranan penting dalam membentuk keterampilan komunikasi siswa. Melalui aktivitas berbahasa, siswa diajak untuk memahami aturan dalam bahasa terkait dengan pengetahuan kaidah bahasa, proses berbahasa, juga keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa di sekolah ditemukan kendala yaitu buruknya kegiatan berliterasi siswa. Kegiatan berliterasi siswa di sini merujuk pada seperangkat kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Fakta di lapangan masih banyak siswa cenderung kurang mampu memikirkan hal dengan berbagai persfektif dalam pemecahan masalah yang mereka temukan pada era teknologi ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan daya pikir kritis siswa. Berpikir kritis yaitu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna (Wijaya, 2010: 72). Studi literatur digunakan sebagai metode dalam penelitian ini dengan sumber pustaka berupa buku, jurnal, dan artikel. Salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan literasi adalah kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian, kegiatan literasi sangat penting untuk membangun keterampilan berpikir siswa. Sekolah sebagai salah satu wadah siswa dalam mengembangkan segala potensi harus menjadi jembatan dalam proses kematangan berpikir siswa. Salah satu kegiatan berliterasi yang dapat diterapkan di sekolah yaitu dengan menerapkan program 15 menit membaca yang dapat menumbuhkembangkan potensi utuh para siswa terutama dalam kegiatan membaca untuk kemudian bisa mengembangkan budaya membaca sebagai bagian dari pengembangan sikap kritis siswa.