MAKIAN PARTISIPAN USIA TUA PADA BAHASA MELAYU BENGKULU
Abstract
Makian sebagai ketidaksantunan berbahasa merupakan kata-kata yang diujarkan tanpa mempertimbangkan norma-norma sebagai nilai-nilai moral karena mengandung kata-kata kasar, kutukan, dan ncarut. Kata-kata keji yang diujarkan tersebut menurut Fasya (2013:81-82), melalui usia merupakan salah satu faktor sosial yang dapat menjadi pembeda pilihan kata ketika memaki. Holmes (2013:158) pun menyatakan, bahwa acuan binatang cenderung digunakan partisipan usia muda dan berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, maka ingin diketahui ujaran makian partisipan usia tua dari bentuk dan acuannya. Dan menurut Hurlock (2017:341), berdasarkan psikologi perkembangan, pada usia tua cenderung menggunakan kata-kata nasihat, kata-kata religius, atau sindiran sebagai pilihan menghindari makian. Metode penelitian adalah kualitatif. Data dan sumber data adalah makian berasal dari informan bahasa Melayu Bengkulu. Metode dan teknik pengumpulan data melalui simak dan intropeksi. Metode simak menggunakan teknik dasar teknik sadap dijabarkan dalam teknik lanjutan, yaitu simak bebas libat cakap (SBLC), rekam, dan catat. Tahapan penyediaan data melalui tiga kegiatan, yaitu mengumpulkan, memilih, dan penataan. Metode dan teknik analisis menggunakan analisis kontekstual, kajian padan, dan agih atau distribusional. Hasil penelitian menunjukkan, dari 14 data yang ditemukan terdapat kecenderungan penggunaan makian bentuk klausa dan kecenderungan penggunaan acuan keadaan pada partisipan usia tua.