FEMINISME DALAM PEMBERITAAN PUTRI CANDRAWATHI TERSANGKA KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA BRIGADIR J PADA MEDIA ONLINE: ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS
Abstract
Fenomena pembunuhan berencana Brigadir J oleh petinggi polri jenderal bintang 2 sudah bergulir selama 3 bulan. Kasus ini cukup menyita perhatian publik, terlebih setelah penetapan Putri Candrawathi sebagai tersangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1) bagaimana portal berita TvOnenews.com dan JawaPos.com menampilkan Putri Candrawathi dalam bahasa berita yang dipublikasikan; (2) bagaimana bentuk dan pola Putri Candrawathi dimarjinalkan dalam teks berita TvOnenews.com dan JawaPos.com. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data simak, catat, dan dokumentasi. Analisis data penlitian menggunakan pisau bedah Sara Mills untuk mendalami posisi penulis-pembaca dan posisi subjek- objek. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa portal berita TvOnenews.com dan JawaPos.com menempatkan pembaca dan penulis berita sebagai aktor pro. Selain itu, portal berita TvOnenews.com dan JawaPos.com menempatkan Putri Candrawati sebagai perempuan yang lemah, buruk, keji, dan salah. Setelah analisis mendalam terdapat persamaan dan perbedaan pandangan antara TvOnenews.com dan JawaPos.com terhadap kasus Putri Candrawathi. Persamaan terletak pada (1) Portal berita TvOnenews.com dan JawaPos.com memposisikan Putri Candrawathi sebagai objek pemberitaan (2) Portal berita TvOnenews.com dan Jawapos.com tidak memberikan kesempatan Putri Candrawathi ditampilkan oleh dirinya maupun orang lain dalam teks berita. Sedangkan perbedaan terletak pada Portal berita TvOnenews.com mengarahkan pembaca untuk ikut prihatin merasakan apa yang Putri Candrawathi alami, sedangkan JawaPos.com secara lugas mengarahkan pembaca untuk mengawal penegakan hukum seadil-adilnya. Kesimpulan penelitian TvOnenews.com dan JawaPos.com memiliki persamaan dan perbedaan pola dalam menampilkan Putri Candrawathi. Penelitian ini berimplikasi pada imbauan kepada masyarakat untuk hati- hati dalam menampilkan sosok perempuan di khalayak umum. Implikasi lain, mengajak para literatur untuk kritis terhadap fenomena sosial di masyarakat.
