KAJIAN BUNYI DAN ESTETIKA PUITIK DALAM BUKU PUISI KARYA HARTOJO ANDANGDJAJA
Abstract
Bahasa di dalam puisi pada hakikatnya adalah bunyi. Jika sebuah puisi dibacakan, maka pertama-tama yang tertangkap oleh telinga sesungguhnya adalah rangkaian bunyi. Bunyi itu dirangkai dengan mengikuti konvensi bahasa, maka bunyi itu sekaligus mengandung makna. Makna dalam puisi dapat dilihat dari bunyi puisi itu sendiri. Puisi itu adalah bunyi yang khas, bunyi puisi mempunyai efek estetika puitik yang menarik. Kajian ini bertujuan mendeskripsikan unsur-unsur bunyi dan estetika puitik dalam buku kumpulan puisi yang berjudul Buku Puisi (1973) karya Hartojo Andangdjaja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan variabel penelitian unsur bunyi dan aspek estetika puitik yang terdapat dalam puisi Hartojo Andangdjaja. Pengumpulan data menggunakan teknik inventarisasi, baca simak, dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Buku Puisi karya Hartojo Andangdjaja ditemukan bunyi dan estetika puitik yang sangat dominan khas puisi lama, yaitu persajakan (rima)—anafora, sajak tengah, sajak dalam, sajak akhir; asonansi, aliterasi, eufoni dan kakofoni, onomatope (lambang rasa), dan irama (metrum dan ritme) menyerupai pantun dan syair. Penggunaan bunyi dalam puisi sangat penting, tidak hanya sekadar untuk menentukan makna melainkan ikut menentukan nilai estetis puisi, dan menimbulkan unsur keindahan dan kepuitisan.