PENGIMAJIAN DALAM PUISI BERTEMA “CORONA” DAN APRESIASI PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KAPASITAS BERPIKIR

  • Abdul Hasim Institut Pendidikan Indonesia, Garut, Indonesia
Keywords: Apresiasi puisi bertema “Corona”, imaji, Model Pembelajaran Peningkatan Kapasitas Berpikir

Abstract

Imaji (imagery) atau daya bayang banyak digunakan penyair karena imaji merupakan jiwa puisi. Dengan imaji puisi menjadi berjiwa dan menjadi hidup, Puisi yang hidup akan menarik bagi pembacanya. Imaji merupakan daya bayang yang dibangun oleh penyair sehingga puisi memiliki ruh guna menghidupkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan (visual), pendengaran (auditif), perabaan (taktilis), pengecapan (gustatif), dan penciuman/pembauan (olfaktif). Dengan imaji pembaca dibawa menelusuri daya bayang sedemikian hidupnya, sehingga pembaca seolah melihat apa yang dilihat mata hati penyair, mendengar seperti yang didengar telinga batin penyair, meraba, merasai, dan membaui apa yang dialami secara lahir terlebih secara batin oleh penyair. Betapa penting kehadiran imaji dalam puisi sehingga nyaris semua penyair memanfaatkannya guna menghidupkan puisinya. Tanpa kecuali, puisi-puisi bertema “corona” di masa pandemi Covid-19. Analisis unsur imaji dalam puisi menjadi kian penting dikaitkan dengan apresiasi puisi dengan model pembelajaran peningkatan kapasitas berpikir. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas berpikir peserta didik, terutama dalam hal menjelajahi “belantara” tafsir puisi melalui jejak tapak imaji.

Published
2021-03-28
How to Cite
Abdul Hasim. (2021). PENGIMAJIAN DALAM PUISI BERTEMA “CORONA” DAN APRESIASI PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KAPASITAS BERPIKIR. Seminar Internasional Riksa Bahasa, 543-551. Retrieved from http://proceedings2.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/1393