http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/issue/feedProceedings of International Conference on Early Childhood Education2023-07-10T00:00:00+07:00Open Journal Systemshttp://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/2835Efforts to Develop the Correct Motor Ability of Early Children Based on Soft Skills Through Learning of Dance2023-06-04T22:25:47+07:00Asniar Fajarinifajariniasniar@gmail.com<p>Motor development is the development of elements of maturity and body movement control. In the process of child development, gross motor skills develop first than fine motor skills. The purpose of this study was to identify dance learning in developing gross motor skills in early childhood. The data collection technique used in this study was observation and documentation of children's activities in the learning process. The data analysis technique used descriptive qualitative analysis. The results showed that children who liked and were able to perform body movements in dance increased by 34%, with dancing activities children became more enthusiastic in the learning process, it can be concluded that the application of dance learning to gross motor skills obtained positive results.</p>2023-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/2836Creativity Development of Children Through Tourism Work Method2023-06-04T22:25:48+07:00Catur Menik Wijayantiwijayantimenik82@gmail.com<p>Drawing creativity is often underestimated. The consequences of the practice of sketching sometimes go unnoticed because it is only used for relaxation. This study uses a field trip approach to foster children's artistic creativity. This study uses a qualitative methodology, which allows us to quickly and effectively rework and restate our research. Data reduction, data presentation, data verification, and drawing conclusions are part of the data analysis in this study. In this study, data analysis includes data reduction, data presentation, data verification, and drawing conclusions. According to research findings, implementing the field trip strategy helps children sketch with more creativity, hold pencils properly, and draw straight and curved lines effectively. rewrite your text for you.</p>2023-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2023 http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3046Peran Lingkungan Literasi Rumah dalam Mengembangkan Kemampuan Literasi Anak Usia Dini2023-06-10T09:17:07+07:00Shifa Zeniputri Amatullahshifazeniputri@upi.eduMubiar Agustinmubiar@upi.edu<p>Membaca dan menulis merupakan keterampilan literasi dasar yang perlu dimiliki anak usia dini untuk</p> <p>dapat berkomunikasi dengan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Keluarga memiliki peran</p> <p>penting dalam memperkenalkan literasi bagi anak usia dini, melalui proses pengalaman belajar serta</p> <p>pembiasaan di lingkungan rumah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi literatur</p> <p>dengan mengkaji berbagai jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Pemahaman yang baik</p> <p>mengenai dampak dari literasi di rumah akan membantu keluarga lebih kreatif dalam mendorong</p> <p>pengembangan keterampilan literasi anak. Keberhasilan lingkungan literasi rumah dapat didukung</p> <p>melalui kegiatan literasi orang tua-anak dari enam jenis literasi (seperti literasi baca tulis, numerasi,</p> <p>finansial, sains, digital, budaya dan kewargaan), yang turut ditunjang oleh berbagai fasilitas memadai</p> <p>seperti ruangan membaca, ketersediaan buku atau bahan bacaan, dan alat permainan edukatif (APE)</p> <p>literasi, jadwal membaca bersama hingga kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Pengalaman literasi</p> <p>rumah yang berkualitas memberikan peluang bagi anak untuk berinteraksi dan terhubung langsung</p> <p>dengan kegiatan literasi yang mendukung secara emosional untuk memfasilitasi keterlibatan anak.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3051Utilization of Calculation Board Media to Develop Cognitive Capacity of Communication in Early Children2023-06-10T09:28:28+07:00Umi Masrurohumimasruroh@gmail.com<p>Cognitive development is identical to the ability of mathematical logic and arithmetic. At RA</p> <p>Diponegoro 224 Adisara the children could not distinguish the symbols of number symbols correctly,</p> <p>they could only mention the numbers 1-10 in sequence using a rote model. This study aims to determine</p> <p>whether children's numeracy cognitive abilities can develop using counting board media. The subjects</p> <p>in this study were 24 students consisting of 12 boys and 12 girls at Raudatul Athfal Diponegoro 224</p> <p>Adisara, Jatilawang District, Banyumas Regency. Data collection techniques used are observation,</p> <p>interviews, and documentation. The data analysis technique used in this research is qualitative data</p> <p>analysis in descriptive form. The results of this study indicate that learning by using the counting board</p> <p>media can develop children's cognitive ability to count. With a counting board, children can learn to</p> <p>count with real objects instead of abstractly. Children also like to count using a counting board because</p> <p>it is more interesting. After all, on the counting board, there are colourful number cards that attract</p> <p>children's attention.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3055Meningkatkan Pendidikan Karakter melalui Implementasi Model Lesson Study di Taman Kanak-Kanak2023-06-10T10:16:21+07:00Iis Aisahiisaisah093@gmail.comMubiar Agustinmubiar@upi.edu<p>Artikel ini membahas tentang wacana peningkatan kesejahteraan guru PAUD dalam RUU Sisdiknas.</p> <p>Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan pendekatan Michael Foucault. Data</p> <p>dikumpulkan dengan cara meninjau isu, wacana dan dokumen terkait RUU Sisdiknas, kemudian</p> <p>dianalisis menggunakan analisis wacana kritis Michael Foucault. Hasil analisis menunjukkan bahwa</p> <p>RUU Sisdiknas belum sepenuhnya berpihak pada guru, bahkan masih terdapat diskriminasi. Hal ini</p> <p>ditinjau dari perspektif kesejahteraan ekonomi, psikologis, dan sosiologis. RUU Sisdiknas masih perlu</p> <p>dikaji lebih dalam lagi. Akan lebih baik apabila menambahkan bab atau pasal khusus pemberian</p> <p>tunjangan.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3057Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Berbasis Nilai Tradisi Nganggung Studi Pada Anak Usia Dini di Pangkalpinang2023-06-10T10:42:56+07:00Lolitalolitahimawanibnu@upi.eduEuis Kurniatieuiskurniati@upi.edu<p>Penelitian ini untuk mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi nganggung dan sejauh mana tradisi ini berperan dalam penguatan karakter pada Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak kota Pangkalpinang. Pendidikan karakter amat sangat penting dalam pembentukan pribadi seseorang agar berprilaku baik, berakhlak mulia, bermoral dan tanggung jawab. Pembentukkan karakter tidak hanya didapatkan melalui keluarga atau Pendidikan formal. Pendidikan karakter dapat dibentuk melalui tradisi. Penelitian ini bersifat studi literature atau kepustakaan dengan melakukan studi pada jurnal, tulisan-tulisan para penelitian terdahulu, skripsi dan buku. Tujuan penelitian agar bisa berkontribusi untuk mengembangkan metode pengembangan karakter berbasis nilai tradisi nganggung di lembaga pendidikan khususnya anak usia dini dan masyarakat dalam pengembangan khasanah keilmuan karakter berbasis nilai tradisi.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3059Analisis Wacana Kesejahteraan Guru PAUD dalam RUU SISDIKNAS 20222023-06-10T10:50:21+07:00Nurhayatul Kamaliyahnkamaliyah@gmail.comRudiyantorudiyanto@upi.edu<p>Artikel ini membahas tentang wacana peningkatan kesejahteraan guru PAUD dalam RUU Sisdiknas. Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan pendekatan Michael Foucault. Data dikumpulkan dengan cara meninjau isu, wacana dan dokumen terkait RUU Sisdiknas, kemudian dianalisis menggunakan analisis wacana kritis Michael Foucault. Hasil analisis menunjukkan bahwa RUU Sisdiknas belum sepenuhnya berpihak pada guru, bahkan masih terdapat diskriminasi. Hal ini ditinjau dari perspektif kesejahteraan ekonomi, psikologis, dan sosiologis. RUU Sisdiknas masih perlu dikaji lebih dalam lagi. Akan lebih baik apabila menambahkan bab atau pasal khusus pemberian tunjangan.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3060Peranan Blended Learning di Masa Post-Pandemi dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini2023-06-10T11:02:56+07:00Sri Widhiyantiyanti.lgikeu@gmail.com<p>Setelah melewati masa darurat Covid-19, satuan pendidikan anak usia dini di berbagai daerah di Indonesia diperbolehkan untuk pembelajaran tatap muka sesuai dengan kebijakan pemerintah di masing-masing daerah. Hal ini membuat orang tua siswa kembali mempercayakan pendidikan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Salah satu bentuk dari model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran Blended learning yaitu model pembelajaran dengan menggabungkan antara belajar tatap muka dan belajar dengan menggunakan teknologi di dalam proses pembelajarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Blended learning dengan melibatkan orang tua terhadap pembentukan karakter anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tinjauan pustaka. Hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan Blended learning dengan mengoptimalkan peran orang tua dalam pelaksanaannya mampu menumbuhkan karakter positif pada anak usia dini.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3063Upaya Kendali Emosi Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Afirmasi Positif Di Masa Pasca Pandemi2023-06-10T11:13:15+07:00Ema Mayumi Nmayumiema80@gmail.comEuis Kurniatieuiskurniati@upi.edu<p>Keterbatasan kegiatan saat pandemi sejak awal tahun 2020 membuat anak-anak tidak bisa banyak <br>berkegiatan diluar rumah untuk bersosialisasi yang berdampak pada perkembangan emosi anak <br>khususnya untuk anak usia dini karena pada saat usia keemasan itulah sebetulnya waktu yang sangat <br>baik bagi pembentukan karakter serta stimulus perkembangan emosi. Setelah pemerintah <br>memperbolehkan pertemuan tatap muka, ditemukan beberapa anak yang menunjukkan emosi negatif <br>seperti agresif, tidak sabar, cepat marah, mudah menyerah dan kurang percaya diri. Walaupun <br>sebelumnya sudah ada beberapa karakter anak seperti ini, tapi pada masa pasca pandemi jumlahnya <br>semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam pengendalian <br>emosi anak usia 4-6 tahun melalui kegiatan afirmasi positif yang dilakukan secara berulang setiap hari. <br>Dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif peneliti menggunakan metode pengumpulan data, <br>wawancara, dokumentasi, dan observasi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini anak-anak yang rutin <br>melakukan afirmasi positif terpantau lebih tenang, sabar, lebih tekun serta percaya diri.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3064Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Lingkungan Belajar Berkualitas Di Taman Kanak-Kanak2023-06-10T11:18:59+07:00Rini Marinimarine@upi.eduBadru Zamanbadruzaman@upi.edu<p>Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang hambatan yang di lalui oleh kepala Sekolah Penggerak dalam upaya menciptakan lingkungan belajar berkualitas di Taman Kanak Kanak. Lingkungan PAUD berkualitas itu memiliki empat ciri yang pertama memiliki proses pembelajaran yang baik, kedua bermitra dengan orang tua, ketiga memiliki tata kelola yang baik, dan keempat memantau dan mendukung terpenuhinya kebutuhan essensial anak. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, yaitu dengan penggunaan buku dan jurnal serta dokumen lain yang berhubungan dengan artikel ini. Artikel ini bertujuan memberikan gambaran yang menunjukkan bahwa faktor penghambat peran kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar berkualitas di Sekolah Penggerak yang dipimpin. Memberikan gambaran kemampuan apa yang harus dimiliki sebagai managerial seorang kepala Sekolah Penggerak PAUD terhadap seluruh komponen sekolah terutama dalam pengelolaan dan pembinaan administrasi yang berimplikasi pada tingkat mutu yaitu <br>input, proses,dan output. Kemudian bagaimana seorang kepala sekolah Penggerak PAUD berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas dengan menjadi pemimpin sekolah yang efektif; mengajak guru dan staf berpartisifasi dan bertanggung jawab; menciptakan proses belajarmengajar yang efektif; melakukan pengembangan staf yang terprogram; menerapkan kurikulum yang relevan; memiliki visi dan misi yang jelas; menciptakan iklim sekolah yang kondusif; melakukan penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan; mampu berkomunikasi efektif baik internal maupun eksternal; melibatan orangtua dan masyarakat.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3065Peningkatan Kemampuan Bercerita Pada Anak Dalam Meningkatkan Kecerdasan Linguistik2023-06-10T11:24:06+07:00Siti Nurjannahsitinurjannah3791@gmail.com<p>Anak adalah peniru yang ulung, Ini terjadi ketika anak sering dibacakan buku cerita secara terus menerus. Ketika anak masih berusia 1 tahun sampai 5 tahun, aktivitas merangsang, mendengar cerita dari buku bergambar dapat menstimulasi kemampuan anak dalam menceritakan Kembali. Melalui mendengar dan melihat gambar-gambar dibuku cerita kisah 25 nabi dan rosul. Tujuan penelitian untuk menguji efektivitas membacakan buku cerita bergambar mampu meningkatkan kemampuan bercerita pada anak. Hipotesa yang di ajukan adalah mencoba pemberian rangsangan memperlihatkan beberapa buku cerita yang bergambar. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode observasi dan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu 25 anak yang berumur sebaya di lingkungan Pondok Pesantren Roudlotul ‘Uluum yang tinggal satu gang di kompleks rumah warga yang heterogen. Tingkat status pendidikan yang berbeda masing-masing orang tua akan menimbulkan status ekonomi berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang mampu mengekspresikan gambar melalui cerita akan mengalami peningkatan kecerdasan visual dan linguistik.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3066Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini Terhadap Permainan Tradisional Congklak2023-06-10T11:30:00+07:00Yayan Siti Badial Jamalyayansitibadial1133@upi.eduMubiar Agustinmubiar@upi.edu<p>Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan berhitung anak usia dini terhadap permainan tradisional congklak. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Sytematic Literature Review. Di sini peneliti membaca artikel yang ada di google scholar. Peneliti mendapatkan jawaban dari 20 artikel dan hanya 12 artikel yang memenuhi kriteria untuk direview. Hasil dari penelitian ini Dengan adanya permainan tradisional congklak membantu meningkatkan kemampuan berhitung anak usia dini dan untuk mengenalkan permainan tradisional congklak kepada anak usia dini.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3067Peran Keluarga Dalam Menstimulasi Keaksaraan Awal Anak Usia Dini2023-06-10T11:35:43+07:00Miartimiarti@upi.eduAan Listianaaanlistiana@upi.edu<p>Mengayakan pengalaman dan pengetahuan anak usia dini, pada dasarnya dimulai dari lingkungan keluarga. Adapun salah satu bentuknya adalah memfasilitasi anak dengan aktivitas berkisah. Aktivitas berkisah ini diharapkan dapat membangun kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik anak, di mana secara khusus dapat memberikan dampak posistif berupa terstimulasinya keaksaraan awal. Keaksaraan awal tidak hanya untuk dikembangkan di lingkungan sekolah, melainkan dapat secara alamiah dikembangkan di lingkungan rumah. Orang tua pada dasarnya adalah fasilitator dalam memberikan ekosistem yang literat di lingkungan rumah. Mulai dari mengajak anak berkomunikasi dan berdialog, menjelaskan berbagai objek yang ada di sekitar rumah dan di luar lingkungan rumah, serta dengan sengaja menyiapkan sumber-sumber berupa buku atau sumber bacaannya lainnya. Sebagai lingkungan pendidikan pertama, keluarga juga penting memiliki pandangan iyang positif bterkait dengan literasi, sehingga tumbuhnya kesadaran mencipatakan budaya iterasi di lingkungan rumah, karena memang dimulai dari pandangan yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengenalan metode berkisah dalam keluarga, sebagai upaya menstimulasi keaksaraan awal anak usia dini</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings2.upi.edu/index.php/icece/article/view/3068Perilaku Bermain Pada Anak Autisme Di Usia 2-4 Tahun2023-06-10T11:39:15+07:00Aisyah Prikasih Farasaraaisyahprikasih@upi.eduNur Faizah Romadonafaizah@upi.edu<p>Bermain penting bagi perkembangan anak karena memungkinkan anak untuk belajar dan melatih keterampilan baru dalam kondisi yang aman dan mendukung. Selama bermain, anak-anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan tidak hanya keterampilan motorik tetapi juga keterampilan kognitif dan sosial mereka. Begitu pula dengan anak autis. Perilaku bermain anak autis penting untuk meningkatkan keterampilan sosialnya karena anak autis mengalami keterlambatan sosial. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme mengalami kesulitan bermain, terutama dalam hal permainan simbol. Permainan selesai ketika perilaku bermain mereka lebih rutin daripada bermain spontan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literature review dengan menggunakan literature research dimana peneliti mendokumentasikan dan mengolah berbagai sumber antara lain jurnal, buku, dan berbagai bentuk dokumentasi terkait perilaku bermain pada anak autis. Berdasarkan hasil review, pada dasarnya anak autis usia 2-4 tahun mengalami kesulitan dalam permainan simbolik, permainan fungsional, permainan manipulatif dan perilaku permainan lainnya.</p>2023-06-10T00:00:00+07:00Copyright (c)