Prosiding Konferensi Nasional Etnoparenting http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting <p><strong>Prosiding Konferensi Nasional Etnoparenting</strong> adalah media publikasi akademik yang terbit dua tahunan dan dipublikasikan oleh kelompok bidang kajian dosen program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) &nbsp;Fakultas Ilmu Pendidikan, &nbsp;Universitas Pendidikan Indonesia.Konferensi Etnoparenting bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi, mahasiswa, dosen, peneliti, praktisi atau pun pemerhati lainnya yang bergerak di bidang kajian etnoparenting, kearifan lokal, etnopedagogik atau pun isu <em>ethno science</em> lainnya. Melalui konferensi etnoparenting para peserta diharapkan dapat berbagi ide, gagasan, mempresentasikan hasil penelitian, pengalaman, dan atau berdiskusi terkait perkembangan mutakhir terkait etnoparenting. <strong>Prosiding Konferensi Nasional Etnoparenting</strong> ini akan mengumpulkan artikel-artikel yang telah dipresentasikan selama konferensi. Kami berharap website ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan dan keilmuan terkait etnoparenting di kalangan akademisi khususnya di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.</p> <p>Prosiding Konferensi Etnoparenting telah terindex dalam Google Scholar:</p> <p>&nbsp; &nbsp;<img src="/public/site/images/yeni/google-scholar1.jpg" width="94" height="75"></p> en-US Prosiding Konferensi Nasional Etnoparenting 2987-5846 Internalisasi Nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter Anak Melalui Peran Pendidik http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2821 <p>Penelitian dilatarbelakangi oleh banyak sekali karakter anak yang kianmenyimpang. Hal ini menjadi sebuah perhatian khusus bagi kita sebagaiseorang pendidik karena membangun karakter anak tidak hanya di lingkunganrumah saja. Sekolah juga harus berperan penting terhadap penanaman nilaikarakter anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai internalisasi nilai Pancasila dalam membentuk karakter anak melalui peranpendidik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumberdata adalah hasil studi pustaka, yaitu data yang diperoleh dari jurnal selama delapan tahun terakhir. Menurut hasil penelitian, peran seorang pendidik sangatlah diperlukan dalam mengembangkan nilai karakter anak melaluiinternalisasi nilai-nilai Pancasila dengan cara rutin mengajak anak beribadah bersama, berkunjung ke rumah saudara atau teman, mengajak teman bermainbersama, memberi kesempatan pada anak untuk memilih sesuai keinginan, dan berbagi dengan teman.</p> Armelia Prakasa Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 1 12 Kebudayaan Lokal dan Urgensinya dalam Mengembangkan Rasa Cinta Tanah Air bagi Anak Usia Dini http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2823 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana urgensi kebudayaan lokal dalam mengembangkan rasa cinta tanah air bagi anak usia dini. Pada saat ini,tidak dapat dinafikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan pengaruh besar bagi kehidupan manusia, dan salah satunya adalah mereduksi rasa cinta tanah air anak usia dini. Penelitian menggunakan metode studi literatur dan menggunakan sumber data yang berasal dari buku,jurnal, dan dokumen lainnya yang dapat menunjang penelitian. Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah menurut Miles &amp; Huberman yaitu reduksi data, penampilan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa pada dasarnya kebudayaan lokal merupakan hal yang penting bagi anak usia dini karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan mereka. Selain itu, dengan mempelajari kebudayaan lokal, anak usia dini juga dapat mulai mencintai tanah air karena adanya pemahaman terhadap kebudayaan lokal. Oleh karena itu kebudayaan lokal dapat menjadi pemantik bagi anak usia dini dalam mengembangkan rasa cinta tanah air.</p> Aliva Citra Lestari Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 13 21 Internalisasi Pendidikan Karakter Melalui Aktivitas Budaya Dongeng Nusantara http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2829 <p>Pendidikan karakter merupakan tujuan utama dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan bagian dari karantina intelektual bangsa.Lembaga pendidikan bukan hanya sebatas mendidik anak Indonesia cerdas melainkan berbudaya dan berkarakter sesuai dengan kepribadian bangsa.Pencapaian karakter yang baik pada anak didik merupakan indikasikeberhasilan pendidikan suatu lembaga, bahkan secara garis besar merupakan indikasi keberhasilan suatu bangsa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang berbudaya. Tetap kokoh dengan nilai budaya sendiri namun tidak ketinggalanmengikuti percepatan Ilmu dan Pengetahuan secara global. Menciptakan karakter yang baik dan berbudi luhur dilakukan dengan menerapkan sistempendidikan yang berbudaya sejak dini di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Metode pembelajaran budaya dongeng nusantara merupakan bagiandari upaya melestarikan budaya dan upaya menginternalisasi pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara studi pustaka, bertujuan untuk menggali data dan mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Teknik analisis dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak memiliki kecerdasan literasi, memahamidan mencintai budaya Indonesia, memiliki karakter yang baik, serta mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Hasil dari pendidikan bukan hanya sebatas pencapaian nilai prestasi d an nilai akademik melainkan bagaimana menghasilkan anak didik yang memiliki aksi reaksi dalamberbudaya dan memiliki nilai karakter berbudi luhur yang dipahami dan diendapkan dalam hati sanubari sehingga bisa memiliki simbol sifat dan sikap manusia berbudaya</p> Neni Komalasari Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 22 37 Kearifan Lokal sebagai Media Pengembangan Karakter Anak Usia Dini di Suku Osing http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2840 <p>Penelitian ini dilatarbelakangi globalisasi yang membuat anak-anak di era milenial ini menjadi semakin tidak mengenal dengan budaya setempat dimana mereka tinggal. Pendidikan kearifan lokal menjadi tonggak untuk anak-anak nusantara mengenal kembali kearifan budaya setempatnya. Hal ini akan berpengaruh pada karakter anak-anak bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara jelas bagaimana kearifan lokal menjadi sebuah media pengembangan karakter anak usia dini di Suku Osing desa Kemiren ini. Suku Osing atau biasa diucapkan suku using adalah penduduk asli Banyuwangi atau juga disebut sebagai “wong blambangan” dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena diharapkan dapat menjabarkan secara rinci mengenai<br>Pendidikan kearifan lokal yang menjadi media pengembangan karakter anak usia dini. Pengambilan data dari penelitian ini melalui kajian literatur, observasi dan wawancara. Sampel dari penelitian ini merupakan masyarakat Suku Osing Desa Kemiren Banyuwangi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa karakter yang dikembangkan dari kearifan lokal yang diterapkan oleh orang tua Suku Osing kepada anak-anak mereka, diantaranya adalah Cinta Tanah Air, Tanggung Jawab, Hormat dan Santun, dan Religius.</p> Astri Juwita Hapsari Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 38 52 Penerapan Pendidikan Karakter di Nusantara Berdasarkan Konsep Pendidikan Islam http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2841 <p>Pendidikan karakter menjadi salah satu identitas bangsa di mana bangsa yang baik salah satunya bisa dilihat dari karakter yang ada pada warga negaranya. Betapa pentingnya pendidikan karakter karena kecerdasan intelektual jika tidak dibarengi dengan karakter yang baik maka tidaklah seimbang. Membangun sebuah karakter dalam diri seseorang tidaklah mudah, diperlukan konsep atau metode dalam penanaman karakter. Lemahnya pendidikan karakter kini mulai terasa di Indonesia. Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor kemerosotan nilai-nilai karakter. Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan anak-anak sekarang sangat akrab dengan gadget. Dampaknya, anak yang sering menerima informasi dari media teknologi akan mudah untuk mengambil keputusan yang terkadang keputusan atau tindakan yang diambil seringkali tanpa pertimbangan. Meningkatnya tindak kekerasan dikalangan remaja, penggunaan kata-kata dan bahasa yang semakin memburuk, serta masih banyak lagi hal-hal yang menyimpang di negara kita terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Maka, perlu adanya penyeimbang dalam menyikapi perubahan teknologi yang semakin pesat, yakni dengan penanaman nilai-nilai karakter yang kuat. Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia dan banyak juga sekolah-sekolah yang berbasis Islam dari mulai pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Dalam hal ini, Islam sangat concern terhadap pendidikan karakter itu sendiri di mana di dalam Islam pendidikan karakter ini disebut dengan pendidikan akhlak. Dalam menanamkan sifat atau akhlak tentunya Islam memiliki metode dalam menciptakan manusia yang berakhlak. Karakter atau dalam Islam sering disebut dengan akhlak adalah wujud dari keimanan seseorang. Itu laksana dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Jika keimanan seseorang baik, maka akhlak atau perilakunya akan baik dan begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu, artikel ini akan membahas mengenai bagaimana penerapan pendidikan karakter di Nusantara menggunakan konsep pendidikan Islam. Artikel ini diharapkan bisa menjadi alternatif atau rujukan bagi para orang tua, guru, dan pendidik lainnya dalam menerapkan pendidikan karakter baik itu di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar.</p> Iim Rohimah Mubiar Agustin Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 53 68 Kearifan Ekologi dalam Naskah Dedongengan Jilid II: http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2852 <p><em><span style="font-weight: 400;">Dedongengan Jilid II </span></em><span style="font-weight: 400;">karya Wirapremana tahun 1932 merupakan salah </span><span style="font-weight: 400;">wujud dari kearifan lokal Indonesia berupa naskah cetak dengan aksara Jawa modern. Naskah ini ditemukan di Museum Ranggawarsita Semarang dan Yayasan Sastra Lestari Surakarta. Ada empat teks cerita rakyat dalam naskah tersebut, yakni (1) “Nagara Gresik lan Wewengkone”; (2) “Patilasan Jaman Indhu ing Patilasan Bogor”; (3) “Wana ing Siluman”; dan (4) “Kanugrahan ingkang Ngemar-emari Manah”. Pada </span><span style="font-weight: 400;">laporan studi ini, peneliti menggunakan teks “Wana ing Siluman” (WIS) sebagai objek penelitian. Teks tersebut dapat dikategorisasikan sebagai karya sastra bergenre prosa lama, yakni mitologi. Isi dari teks tersebut mengisahkan hubungan para makhluk halus (Onom) yang mendiami suatu hutan di desa Siluman, Jawa Barat dengan masyarakat setempat. Sebagai karya sastra, teks “WIS” dipilih karena tak hanya menjadi hiburan pembaca, namun juga memuat pesan tersirat atau pedidikan mengenai kesakralan hutan, maka penelitian ini berfokus membahas kearifan ekologi dalam teks tersebut. Ada tiga tahapan metodologi dalam studi ini, yakni: (1) pengumpulan data; (2) pengolahan data; dan (3) analisis data. Teks-teks dalam naskah </span><em><span style="font-weight: 400;">Dedongengan Jilid II </span></em><span style="font-weight: 400;">karya Wirapremana tahun 1932 telah ditransliterasi oleh Yayasan Sastra Lestari pada tahun 2010, maka dalam studi ini peneliti meneruskan penerjemahan dari bahasa Jawa menjadi bahasa Indonesia, pada teks “Wana Ing Siluman” sebagai objek kajian. Selain itu, naskah tersebut pun telah didigitalisasi oleh pebeliti. Jenis studi ini adalah kualitatif dengan metode analitis, melalui pendekatan objektif dengan teori ekokritik, maka pesan tersirat (makna) akan terwujud setelah teks tersebut berhasil ditafsirkan. Penafsiran tersebut merupakan hasil dari analisis studi ini yang berisikan: konsep-konsep ekokritik, model kajian etis, demitosisasi kesakralan hutan, dan dari kosmologi menuju ekologi, serta fungsi folklor. Tujuan utama dari studi ini adalah mengungkapkan pesan tersirat yang berkaitan dengan kearifan ekologi sebagai pembelajaran anak untuk menghormati alam. Maka, sebagai kearifan ekologi, cerita pada teks ini dapat digunakan sebagai alat pemaksa dan pengawas untuk menjaga lingkungan bagi masyarakat, terutama anak sejak dini.</span></p> Rizka Amalia Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 69 86 Pemanfaatan Rempah-Rempah untuk Peningkatan Pengetahuan tentang Minuman Sehat melalui Kegiatan Cookingclass di TK Al Muhajirin http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2846 <p>Munculnya berbagai macam minuman kemasan dan berpemanis dipasaran saat ini. Berdampak pada minuman tersebut menjadi favorit di berbagai kalangan usia, salah satunya anak anak. Hal tersebut yang menadasari peneliti untuk merubah kebiasaan anak untuk kembali ke pola hidup sehat. Salah satu langkahnya melibatkan anak untuk membuat dan mencoba minuman sehat dengan memanfaatkan rempah rempah. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis dan menjelaskan terkait pemanfaatkan serta mengenalkan rempah rempah yang kaya akan manfaat kepada anak usia dini. Pengenalan dan pemanfaatannya dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang menarik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menarik dan memberikan pengalaman secara langsung melalui kegiatan cooking class. Salah satu penerapkan kegiatan<br>cooking class dilakukan dengan membuat minuman sehat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian Tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis and Taggart dilaksanakan di TK Al Muhajirin Kota Malang. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Untuk setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan nilai kelas terkait keinginan anak untuk mencoba minuman sehat berbahan dasar rempah pada siklus I mencapai 69% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 92%. Pada kedua siklus mengalami kenaikan penilaian kelas sebesar 23%. Selain itu, melalui kegiatan cooking class dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak.</p> Dessy Farantika Dwi Indrawati Rina Insani Setyowati Raras Ayu Prawinda Laela Lutfiana Rachmah Devi Candra Nindia Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 87 93 Membangun Karakter Bangsa Sejak Usia Dini Melalui Tari Bebek Putih Jambul http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2844 <p><em>Tari Bebek Putih Jambul</em> adalah tari kreasi baru untuk anak-anak usia dini yang diciptakan berbasis kearifan lokal Bali dan diiringi gending <em>Sekar Rare</em> yang berjudul “Bebek Putih Jambul”. Penciptaan tari ini dilakukan karena dilatari adanya temuan di lapangan bahwa dalam pembelajarannya sebagian besar anak-anak usia dini di Bali diberi materi seni pertunjukan orang dewasa, yang tentu saja tidak sesuai dengan usia mereka yang masih kanak-kanak. Pertanyaannya adalah: 1) bagaimanakah bentuk <em>Tari Bebek Putih Jambul</em> yang sesuai untuk dibawakan oleh anak-anak tersebut?; 2) Apa kontribusi <em>Tari Bebek</em><br><em>Putih Jambul</em> ini bagi perkembangan karakter anak-anak tersebut? Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah pertunjukan <em>Tari Bebek Putih Jambul</em> itu sendiri, anak-anak usia dini, para guru kesenian, orang tua, dan masyarakat setempat. Seluruh data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan dianalisis secara kualitatif dengan teori simbol dan teori praktik. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) T<em>ari Bebek Putih Jambul</em> yang diciptakan berbasis kearifan lokal Bali ini disajikan dalam bentuk tari lepas. Hal itu dapat diamati dari ragam gerak, struktur pertunjukan, tata rias busana, dan musik iringan pertunjukan tersebut; 2) <em>Tari Bebek Putih Jambul</em> dapat berfungsi sebagai hiburan serta media pendidikan seni budaya lokal yang sesuai diterapkan pada anak-anak tersebut karena di dalamnya mengajarkan kebersamaan, gotong royong, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kesadaran akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.</p> Ni Made Ruastiti Ni Wayan Karmini I Made Sidia Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 94 110 Optimalisasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran Tari Sisingaan http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2847 <p><span style="font-weight: 400;">Isu sentral yang terjadi saat ini sejak beberapa tahun terakhir dalam perkembangan pendidikan di tanah air mendorong sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat memberikan pendidikan karakter terhadap anak. Apalagi di tengah perkembangan era globalisasi yang semakin maju, efeknya menimbulkan dekadensi moral dan budaya. Kenyataan ini semakin memperjelas peran sekolah untuk menumbuhkan dan mengembangkan pendidikan karakter bagi anak. Penanaman nilai-nilai karakter dapat dilakukan sejak usia dini karena hal itu&nbsp; diyakini akan melekat kuat di dalam diri dan benak anak hingga dewasa kelak sehingga dapat&nbsp; mempengaruhi pola sikap dan perilakunya di masa depan. Pendidikan karakter memegang peran penting dalam pembentukan sikap dan perilaku anak dalam masyarakat dan berfungsi sebagai alat kontrol dan disiplin diri sehingga keberadaannya dapat diterima sebagai anggota masyarakat. Taman kanak-kanak sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dapat menjembatani pendidikan karakter bagi anak usia dini melalui pembelajaran bermakna. Optimalisasi pembelajaran di Taman kanak-kanak diharapkan mampu dijadikan sarana dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada anak. Salah satu aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan adalah mengajarkan anak untuk mengeksplorasi dan berekspresi dalam bentuk Tari Sisingaan sebagai wujud aktivitas berbasis kearifan lokal. Tari Sisingaan merupakan salah satu kesenian khas yang berasal dari Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Ada beberapa nilai-nilai karakter yang dapat dikenalkan dan dikembangkan dalam diri anak melalui pembelajaran Tari Sisingaan yaitu mampu membangun karakter gotong royong, mendorong anak untuk bekerja sama, menumbuhkan sikap kerja keras, membangun sikap cinta tanah air dengan mencintai budaya daerah, dan memiliki rasa tanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini untuk membahas terkait implementasi pembelajaran Tari Sisingaan sebagai budaya berbasis kearifan lokal terhadap pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini. Literatur diambil dari</span><em><span style="font-weight: 400;"> google Scholar </span></em><span style="font-weight: 400;">dan dari daftar referensi lainnya. Dokumen publikasi yang dijadikan sebagai referensi berdasarkan rentang tahun 2013–2022. Penelitian menggunakan metode kualitatif berupa kajian studi literatur dari beberapa artikel nasional dengan dipilih dan diseleksi berdasarkan kriteria sesuai dengan bahasan yang dikaji. Beberapa artikel tersebut mengulas tentang pembelajaran Tari Sisingaan sebagai wujud budaya berbasis kearifan lokal Kabupaten Subang dan implementasinya terhadap nilai-nilai karakter bagi anak usia dini.</span></p> Euis Siti Aisyah Heny Djoehaeni Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 111 120 Nilai Filosofis dalam Metafora Jabar Masagi: http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2848 <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini mengkaji metafora bahasa Sunda yang berada pada dokumen panduan kurikulum Jabar Masagi serta nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan etnopedagogi dalam perspektif bahasa dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui tahapan studi pustaka serta observasi lapangan dan menggunakan metode padan referensial dan teknik dasar dalam metode tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu yang kemudian dilanjut dengan menggunakan teknik hubung banding menyamakan dalam tahap analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Jabar Masagi memiliki filosofi berisikan kearifan lokal yang terkandung dalam bentuk metafora konvensional </span><em><span style="font-weight: 400;">niti surti, niti harti, niti bukti,</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">niti bakti, </span></em><span style="font-weight: 400;">dan istilah Masagi termasuk dalam bentuk metafora kreatif. Filosofi tersebut mencerminkan nilai-nilai sebagai penunjang kurikulum bagi peserta didik yang menempuh pendidikan di Provinsi Jawa Barat.</span></p> Aprilia Retty Isnendes Mahmud Fasya Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 121 132 Etnopedagogi dalam Masyarakat Kimaima, Kabupaten Merauke, Papua http://proceedings2.upi.edu/index.php/etnoparenting/article/view/2849 <p><span style="font-weight: 400;">Masyarakat Kimaima subsuku Riandana memiliki pola pendidikan dalam membesarkan anak serta memberi proses transformasi pengetahuan kepada anak. Pola pendidikan yang dikembangkan sejak dahulu hingga sekarang masih dipertahankan dan diimplementasikan di dalam kehidupan masyarakat. Pada kebudayaan masyarakat Kimaima terdapat pola pendidikan, yaitu sistem </span><em><span style="font-weight: 400;">mborawa</span></em><span style="font-weight: 400;"> (pola asrama). Pola pendidikan itu dikembangkan untuk mempersiapkan generasi muda yang ulet serta bertanggung jawab atas diri sendiri, keluarga, sesama, dan masyarakat. Dengan pola etnopedagogi, anak-anak disiapkan untuk hidup berkeluarga dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Metode penelitian yang digunakan adalah autoetnografi. Berdasarkan penelitian ini ditemukan: (1) proses edukasi, (2) sikap tanggung jawab, dan (3) sosial/kebersamaan. Pola etnopedagogi yang dikembangkan bagi anak merupakan suatu kewajiban bagi anak. Anak laki-laki wajib dididik di asrama (</span><em><span style="font-weight: 400;">mondi mborawa</span></em><span style="font-weight: 400;">). Bagi masyarakat Kimaima, setiap aktivitas di dalam asrama (</span><em><span style="font-weight: 400;">mborawa</span></em><span style="font-weight: 400;">) adalah bagian dari pendidikan di bawah asuhan petuah (</span><em><span style="font-weight: 400;">panggi</span></em><span style="font-weight: 400;">). Dengan demikian, anak-anak yang keluar dan meninggalkan asrama sudah siap untuk hidup berkeluarga dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab bagi diri sendiri dan orang lain.</span></p> Tobias Nggaruaka Endah Tri Priyatni Heri Suwignyo Wahyudi Siswanto Copyright (c) 2023-05-15 2023-05-15 1 1 133 143